Polisi Tangkap 18 Warga AS dan Kolombia terkait Pembunuhan Presiden Haiti
PORT-AU-PRINCE, iNews.id - Polisi Nasional Haiti (PNH) mengumumkan puluhan orang yang ditangkap dalam kasus pembunuhan Presiden Jovenel Moise diidentifikasi warga Kolombia dan Amerika Serikat (AS). Tiga orang ditembak mati, 17 lain termasuk dua di antaranya warga AS ditangkap.
Sang presiden ditembak mati di kediamannya pada Rabu pagi lalu dalam penyerbuan sekelompok pria bersenjata, yang menurut diplomat Haiti adalah tentara bayaran terlatih.
"Itu adalah komando dari 28 penyerang, termasuk 26 warga Kolombia yang melakukan operasi untuk membunuh presiden," kata Direktur Jenderal Polisi Nasional Haiti (PNH), Leon Charles, Kamis waktu setempat.
Dia merinci bahwa dua warga AS dan 15 warga Kolombia telah ditangkap, tiga warga Kolombia telah terbunuh dan delapan lainnya masih buron. "Senjata dan bahan yang digunakan oleh para penyerang telah ditemukan," imbuh Charles, seperti dikutip Sputniknews, Jumat (9/7/2021).
Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano Aponte mengatakan bahwa tersangka pembunuh Moïse adalah pensiunan militer Kolombia. "Atas pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, Interpol hari ini meminta pemerintah Kolombia dan polisi nasional untuk berbagi informasi tentang pelaku kejahatan ini," katanya.
"Informasi awal menunjukkan bahwa ini adalah warga negara Kolombia, pensiunan militer tentara nasional," ujarnya yang dia tulis di halaman Twitter-nya pada Kamis malam.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Kolombia telah memberi tahu polisi dan tentara untuk segera membantu penyelidikan.
Sebelumnya pada hari Kamis, Mathias Pierre, menteri pemilu dan hubungan antar partai Haiti, mengidentifikasi salah satu pria yang ditangkap oleh polisi bernama James Solages, seorang warga negara AS dan orang kedua adalah warga Haiti-AS.
Departemen Luar Negeri AS belum mengkonfirmasi kewarganegaraan Amerika yang disandang Solages.
Laporan awal berdasarkan video dan saksi mata menunjukkan para pembunuh adalah "orang asing" yang berbicara bahasa Spanyol dan Inggris dan mengidentifikasi diri mereka sebagai agen Badan Penegakan Narkoba (DEA) AS, sebuah badan polisi federal AS.
DEA, yang dibentuk pada tahun 1973 dan secara resmi ditugaskan untuk mengganggu perdagangan narkoba, umumnya beroperasi di negara lain dan melatih dan berperilaku dengan pakaian paramiliter yang sebagian besar independen.
DEA telah lama beroperasi di Kolombia, menargetkan petani koka dan bandar narkoba di negara itu. Namun, Bocchit Edmond, duta besar Haiti untuk Amerika Serikat, mengatakan kepada Sputniknews bahwa "tidak mungkin" para tersangka pembunuh presiden adalah agen DEA.
"Mereka berpura-pura menjadi agen operasi DEA. Kami tahu itu salah karena mereka hanya ingin menutupi tindakan mengerikan itu," katanya.
Sementara itu, hakim di Haiti mengungkap bahwa ada 12 peluru kaliber tinggi yang menerjang Presiden Jovenel Moise dalam pembunuhannya pada Rabu pagi lalu. Salah satu peluru telah memecahkan satu matanya.
Editor: Berli Zulkanedi