Pemerintah Tingkatkan Akses Pembiayaan KUR bagi Pengembangan UMKM

PALEMBANG, iNews.id - Kerja keras pemerintah dan partisipasi seluruh masyarakat telah membuahkan hasil dengan terkendalinya kasus pandemi Covid-19 yang secara konsisten telah mendorong peningkatan mobilitas masyarakat.
Hal ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dalam
melakukan aktvitas ekonomi mulai pulih kembali.
Perekonomian Indonesia mampu tumbuh positif sebesar 5,02 persen (yoy) pada Triwulan IV-2021, dan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,69 persen (yoy).
Semua komponen permintaan
agregat dan sektor ekonomi tumbuh positif. Tentunya situasi ini juga akan memicu peningkatan aktivitas bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Pemerintah telah mendorong peningkatan akses dan pengembangan UMKM melalui
peningkatan ketentuan porsi kredit UMKM yang diatur dalam PBI Nomor 23/13/PBI/2021
tentang Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.
“Di tahun 2019, harga sawit sempat berada di kisaran Rp900,00/kg TBS. Di tahun ini, harga sawit mencapai harga tertinggi selama ini yakni sebesar Rp3.600,00/kg TBS. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi pekebun rakyat dan khusus untuk dana replanting sawit juga
sudah dinaikkan menjadi Rp30 Juta per hektar dari yang sebelumnya Rp25 juta per hektar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara optimalisasi penyaluran KUR klaster dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemulihan ekonomi di Palembang, Jumat (4/3/2022).
Pemerintah melanjutkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang berperan penting
dalam percepatan penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi.
Pada tahun 2022, pemerintah telah mengalokasikan anggaran PC-PEN sebesar Rp455,62 Triliun.
Program yang terdiri atas klaster Penanganan Kesehatan, Perlindungan Masyarakat, dan
Penguatan Pemulihan Ekonomi ini akan terus dimonitor secara intensif agar dapat dirasakan
manfaatnya bagi masyarakat.
Di tahun ini, UMKM juga akan mendapatkan prioritas dalam
alokasi anggaran PEN guna mendorong pemulihan yang lebih cepat.
“Penyaluran KUR terus menunjukkan peningkatan dimana realisasi KUR tahun 2021
meningkat 42 persen dibandingkan tahun 2020, sehingga mencapai Rp281,86 Triliun (98,9 persen dari
perubahan target tahun 2021 sebesar Rp285 Triliun) dan diberikan kepada 7,4 juta debitur,”
ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir saat
menyampaikan laporan dalam kesempatan tersebut.
Penyaluran KUR pada tahun 2022 hingga tanggal 28 Februari 2022 tercatat sebesar Rp55,06
Triliun (14,75 persen dari target tahun 2022 Rp373,17 Triliun) dan diberikan kepada 1,26 juta
debitur. Sehingga total outstanding KUR pada 28 Februari 2022 sebesar Rp412 Triliun dengan NPL yang relatif rendah sebesar 0,98 persen.
Porsi penyaluran KUR tahun 2022 per sektor terbesar
disalurkan di sektor perdagangan (44,8 persen) disusul sektor pertanian (30,5 persen) dan jasa (13,7 persen).
Editor: Kastolani Marzuki