Muhammad Kembali Jadi Nama Bayi yang Populer di Inggris

LONDON, iNews.id - Muhammad kembali menjadi nama paling populer untuk dijadikan nama anam laki-laki di Inggir pada 2021. Sudah lima tahun terakhir, Muhammad menjadi nama yang paling banyak dipakai orang tua di Inggris.

Kabar itu diungkap situs web parenting terkemuka di Inggris, Baby Centre pada Selasa (30/11/2021). “Muhammad mempertahankan mahkota untuk tahun kelima berturut-turut, diikuti oleh Noah dan Oliver,” ujar laporan Baby Centre.

Baca Juga

Palembang Geser Libur Sekolah dari Desember 2021 ke Januari 2022

Statistik pemerintah Inggris terbaru, bagaimana pun, menempatkan Oliver di tempat pertama pada tahun 2020 dengan Muhammad hanya di urutan kelima.

Perbedaan data ini memiliki penjelasan bahwa Muhammad, Mohammed dan Mohammad menjadi versi dengan nama yang sama. Itu artinya, nama tersebut masih dapat dianggap sebagai yang paling populer.

Baca Juga

Mengaku Dilecehkan Dosen Skripsi, Mahasiswi Cantik dari Unsri Melapor ke Polda Sumsel

Nama-nama paling umum untuk anak perempuan di Inggris tahun ini, menurut data Baby Center, adalah Olivia, Sophia dan Lily.

Baca Juga

Palembang dan Sekitarnya Cerah di Hari Pertama Desember 2021

Namun, banyak orang tua memilih solusi yang kurang mudah dalam hal memberi nama anak-anak mereka.

“Sumber inspirasi sangat beragam seperti pahlawan super, pahlawan olahraga ditambah langkah yang lebih besar menuju netralitas gender ketika nama unisex meningkat. Orang tua juga melihat harapan akan awal yang baru dan impian perjalanan setelah satu tahun yang dimulai dengan lockdown,” kata Baby Center.

Baca Juga

Tipu Nasabah Rp623 Juta, Pria Palembang Ini Beli Pajero dan Kabur ke Jakarta

Saat nama Nova, Neo, Aurora, dan Eden banyak dipakai seiring keinginan para orang tua untuk kondisi yang baru, Willow, Blake, dan Noah menunjukkan kecenderungan untuk nama unisex.

Beberapa pilihan nama yang dipilih orang tua juga terinspirasi oleh acara televisi atau tayangan populer, seperti Bridgerton, Sex Education, dan bahkan Squid Game.

Editor: Berli Zulkanedi