Kisah Haji Suja'i, Tokoh Muhammadiyah Sumsel
PALEMBANG, iNews.id - Kisah Haji Suja'i tokoh Muhammadiyah Sumsel sebagiannya diulas dalam artikel ini. Salah satu putra terbaik Sumsel ini bersama sahabatnya turun untuk mencerdaskan anak-anak bangsa di desa hingga pelosok Bumi Sriwijaya.
Muhammadiyah merupakan wadah penebarkan dakwa Islam. Ada banyak orang lahir, besar namanya, kedudukannya melalui Muhammadiyah. Sejarah mencatat, para kyai, ulama, tokoh-tokoh dengan militan membesarkan Muhammadiyah tanpa memikirkan imbalan. Bahkan, rela mengorbankan harta benda dalam dakwah dan menghidupkan Muhammadiyah hingga pelosok.
Kisah Haji Suja'i salah satunya. Tokoh Muhammadiyah kelahiran Kabupaten OKI yang dikenal tanpa lelah berdakwah mengenalkan Muhammadiyah hingga pelosok.
Almarhum Haji Suja’i Cahya Negara, merupakan salah satu putra terbaik Sumsel. Haji Suja'i telah banyak berkiprah untuk membangun Sumsel, terbukti dengan deret pengalaman kerja dan organisasinya yang panjang.
Di pemerintahan, Kisah Haji Suja'i memiliki pengalaman di Dinas Pertambangan Sumsel, kemudian Cabang Dinas Pertambangan Musi Rawas, Cabang Dinas Pertambangan OKU. Selanjutnya masuk Inspektorat OKU.
Tidak hanya di eksekutif, di legislatif Haji Suja'i juga pernah menjadi Wakil Ketua DPRD OKU, dan Ketua Komisi A DPRD OKU Selatan. Begitu pun swasta, Haji Suja'i pernah menjadi kepala teknik perusahaan pertambangan. Bukan kaleng-kaleng.
Pengaman organisasinya juga tidak main-main, Haji Suja'i pada masanya aktif di Himpunan Mahasiswa Islam, Wakil Ketua Muhammadiyah OKU, pendiri perguruan pencak silat Tapak Suci OKU, Sekretaris IPSI OKU, dan Ketua IPSI OKU Selatan.
Haji Suja'i juga merupakan tokoh yang membesarkan Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Mengutip laman ITB Ahmad Dahlan, Haji Suja'i mulai mengenal Muhammadiyah sekitar 1980-an, ketika mengikuti pengajian dari tokoh Muhammadiyah Cik Den.
Ketika sudah mengenal dan tertarik, Haji Suja'i ingin mengabdi pada Muhammadiyah dan melamar menjadi guru Muhammadiyah. Karena itu, Haji Suja'i pernah menjadi Kepala Sekolah Muhammadiyah di Muaradua, OKU Selatan.
Haji Suja'i yang semakin cinta dengan Muhammadiyah jatuh hati pada Perguruan Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Bersama sejumlah seniornya, seperti Heri Yamin dan KH Buya Tohlon Abdul Rauf, Haji Suja’i membesarkan Muhammadiyah melalui Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Keluar masuk desa hingga pelosok Sumsel, Haji Suja'i bersama rekannya mengenalkan dakwah Islam Muhammadiyah dan mengajarkan bela diri pecak silat dalam membela kehormatan agama, keluarga dan negara. Perjuangan itu dilakukan tanpa gaji dan dukungan jabatan.
Muhammadiyah telah menjadikan Haji Suja'i menjadi sosok yang begitu mencintai agama, bangsa dan negara serta bahu - membahu menghidupi Muhammadiyah.
Semoga kisah Haji Suja'i yang ikhlas militan menghidupi persyarikatan Muhammadiyah tanpa dibayar atau tanpa mendapatkan jabatan menginspirasi. Semua berharap akan terus lahir tokoh-tokoh terbaik seperti Kisah Haji Suja'i.
Editor: Berli Zulkanedi