Kesal Sering Dipalak, Pelajar di OKU Selatan Tusuk Pemuda hingga Tewas

OKU SELATAN, iNews.id – Pelajar kelas 1 SMA di OKU Selatan ditangkap Satreskrim Polres setempat karena menusuk pemuda yang dikenalnya hingga tewas. Pelaku, AT (16) menikam Rangga Nata (21) karena kesal korban sering meminta uang secara paksa atau memalak.

Penusukan terjadi setelah keduanya sepakat untuk berduel di sekitar salah satu SMA di Runjung Agung OKU Selatan, Senin sore (9/11/2020) sekitar pukul 17.30WIB.

Baca Juga

Alex Noerdin Laporkan Wagub Sumsel Mawardi Yahya, Ada Apa?

Berdarakan informasi yang dihimpun, kejadian ini bermula pelaku bersama teman – temannya bermain games online di Desa Gedung Wani, Kecamatan Runjung Agung didatangi korban yang meminta uang secara paksa. Karena dijawab tidak uang, korban mengancam membunuh dan mengajak pelaku untuk duel di lokasi tidak jauh dari tempat keduanya bertemu.

Sebelum di tempat kejadian, korban terlebih dahulu mencari besi panjang untuk digunakan berduel dengan tersangka. Namun naas bagi korban, sesampainya di lokasi tersangka langsung menusuk korban tepat di dada sebelah kiri hingga tembus kebelakang dengan sebilah pisau yang terselip di pinggangnya.

Baca Juga

Warga Sulit dapat Gas 3 Kg, Relawan Projo Demo Pertamina MOR II di Palembang

Dengan kondisi luka tusuk yang parah korban masih sempat mengejar pelaku hingga 100 meter sebelum akhirnya terjatuh dan tewas di tempat dengan kondisi bersimbah darah. “Saat itu juga tersangka langsung melarikan diri namun ditangkap beberapa jam kemudian di kediaman orang tuanya,” ujar Kasat Resrim Polres Ogan Komering Ulu Selatan, Apromico Senin (9/11/2020).

Baca Juga

8 Begal Sadis Beraksi di Palembang, 3 Korban Luka Bacok dan Tusuk

Di hadapan petugas tersangka yang masih duduk di kelas satu SMA negeri ini kesal karena sering dimintai uang hingga berkali-kali oleh korban. “Sudah berkali – kali,” katanya.

Untuk mempertanggungjawabkan atas tindakan pelaku, petugas menjerat tersangka dengan pasal 351 ayat 13 dengan ancaman hukuman penjara di atas 7 tahun.

Editor: Berli Zulkanedi