get app
inews
Aa Text
Read Next : BMKG Imbau Sumsel Waspada Potensi Cuaca Ekstrem hingga 11 November

Kenapa Sumatera Selatan Disebut Batanghari 9, Berikut Penjelasannya

Jumat, 11 November 2022 - 08:14:00 WIB
Kenapa Sumatera Selatan Disebut Batanghari 9, Berikut Penjelasannya
Aktivitas bongkar muat muatan perahu di Sungai Sekanak yang bermuara Sungai Musi Palembang. (Foto: Berli)

PALEMBANG, iNews.id - Kenapa Sumatera Selatan disebut Batanghari 9 menarik untuk diulas. Batanghari 9 merupakan nama lain Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki banyak sungai besar.  

Batanghari 9 merujuk pada sembilan sungai besar yang menjadi jalur transportasi dan perdagangan rempah sejak ratusan tahun silam. Mengutip laman balitbangnovda Sumsel, sembilan sungai itu yakni Sungai Kelingi, Sungai Beliti, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Rupit, Sungai Batang Leko, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai Lematang.

Namun ada juga yang menyebut, sembilan sungai itu terdiri atas Sungai Kikim, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rawas, Sungai Lematang, Sungai Enim, Sungai Ogan, Sungai Banyuasin, dan Sungai Komering. Semua sungai tersebut bermuara di Sungai Musi yang melintasi Palembang, wilayah atau kota perdagangan sejak jaman kerajaan. 

Apapun daftar sungainya, yang pasti Sumsel memiliki banyak sungai yang menjadi jalur transportasi dan jalur perdagangan rempah sejak Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 hingga 13. Sriwijaya yang dikenal dengan kerajaan maritim besar dan kuat, menjadikan sungai sebagai jalur untuk mengakses semua wilayah di masa itu. Sungai ibarat jalan tol saat ini untuk menghubungkan semua wilayah.

Hampir tidak ada wilayah Sumsel yang terisolir karena semuanya dapat ditembus melalui jaur sungai. Walaupun masih terdapat beberapa wilayah terutama di perairan yang belum memiliki jalan darat, namun dapat diakses dengan transportasi sungai. 

Kemudian pada masa Kesultanan Palembang Darussalam setelah abad ke-16, Batanghari 9 benar-benar menjadi jalur perdagangan rempah. Berbagai hasil alam dari berbagai wilayah termasuk pulau Bangka dibawa untuk diperdagangkan di Palembang, salah satunya di sekitar Sekanak. 

Sembilan sungai itu terus memegang peran penting hingga runtuhnya Kesultanan Palembang Darussalam di sekitar abad ke-18. Belanda yang menjajah mulai mengubah kehidupan pribumi seperti dengan menimbun sejumlah anak sungai di Palembang. Menurut catatan sejarah, Palembang memiliki puluhan anak sungai yang kemudian ditimbun untuk kepentingan kolonial di masa itu.

Namun begitu, jalur traportasi sungai di sembilan sungai besar tetap hidup dan kongsi dagang VOC tetap mengambil manfaat dari Batanghari 9. Karenanya di Pasar Sekanak terdapat banyak bangunan termasuk bekas gudang peninggalan Belanda. 

Gedung Jacobson van den Berg, bekas perkantoran dan pergudangan yang dikelola perusahaan perdagangan milik Belanda tepat di pinggir Sungai Musi jalur Batanghari 9. (Foto: Berli)
Gedung Jacobson van den Berg, bekas perkantoran dan pergudangan yang dikelola perusahaan perdagangan milik Belanda tepat di pinggir Sungai Musi jalur Batanghari 9. (Foto: Berli)

Keberadaan Belanda juga selain menimbun sejumlah sungai untuk menjadikan Palembang kota daratan, Negeri Kincir Angin ini saat menjajah juga membangun jalur transportasi darat seperti jalur kereta api dan jalan. 

Meskipun Belanda membuka jalur darat, transportasi di Batanghari 9 tetap hidup terutama bagi warga yang sudah hidup bersama sungai. Hingga di awal kemerdekaan, warga dan pedagang terus mengunakan sungai sebagai sarana transportasi. Sebagai contoh, bagi warga di Kecamatan Rupit, Musi Rawas Utara (Muratara), terutama yang sudah berusia lanjut, mereka masih teringat perahu pedagang dari Palembang dan Kayuagung yang sering berlabuh. 

Bagi warga Sumatera Selatan, sungai adalah bagian dari hidup mereka dan mereka hidup bersama sungai. Sejak dahulu mereka menjadikan sungai sebagai jalur transportasi, mendirikan permukikan di sekitar sungai dan menamakan wilayah mereka dengan nama sungai. 

Walaupun pembangunan sarana transportasi darat terus dilakukan pemerintah, namun tidak dapat menggantikan sepenuhnya transportasi air. Sumsel yang luas dan sebagian wilayahnya merupakan rawa membuat transportasi air di Batanghari 9 yang sudah ada sejak Kerajaan Sriwijaya masih terjaga hingga saat ini. 

Angkutan berbagai ukuran, mulai dari angkutan penumpang, sembako hingga batu bara dan BBM hulir mudik di Sungai Musi Palembang. Jika berminat untuk mencoba, tinggal beli tiket di Dermaga Speedboat di bawah Jembatan Ampera atau di Samping Bekangdam II Sriwijaya. 

Demikianlah penjelasan mengapa Kenapa Sumatera Selatan disebut Batanghari 9. Semoga bermanfaat.

Editor: Berli Zulkanedi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut