Ibu-Ibu di Prabumulih Ciptakan Sabun Herbal dari Minyak Bekas
PRABUMULIH, iNews.id - Sekelompok ibu-ibu warga Kelurahan Majasari, Prabumulih Selatan, Kota Prabumulih, Sumatra Selatan, menciptakan produk sabun herbal dari limbah minyak sayur. Kreatifitas ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok MKM ini jadi pemenang dalam lomba gelaran PT Pertamina EP Asset 2 Field Prabumulih.
Ketua Kelompok MKM, Ice Herlina bersama 25 anggota berharap agar pihak Pertamina dapat mendampingi mereka hingga menjadi mandiri dan menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi di pasaran.
"Semoga ke depan produk yang kita ciptakan dari limbah minyak sayur (jelanta) berbentuk sabun herbal dapat diterima masyarakat," ujarnya, Selasa (29/12/2020).
Sementara itu, CSR Analyst PT Pertamina EP Asset 2, Imam Maulana mengatakan, Kelompok MKM Majasari merupakan pemenang lomba Kawasan Kreatif New Normal yang diselenggarakan PT Pertamina EP bekerjasama dengan Kelurahan Majasari pada Juli 2020.
"25 anggota MKM yang didominasi kaum ibu rumah tangga ini, ternyata mampu membuat sabun herbal yang bahan bakunya berasal dari minyak jelantah yang merupakan limbah rumah tangga dan industri makanan," ujarnya.
Lanjutnya, diharapkan langkah positif ini dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat, dan dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Institut Agroekologi Indonesia (INAGRI) dan Pemerintah Kota Prabumulih melalui Kelurahan Majasari.
Produk yang diberi nama “Sabun Herbal Sarah” ini telah melalui uji klinis di Lab dan dipasarkan dengan harga Rp5.000/batang dengan berat 250 gram setiap kemasannya.
Lurah Majasari Inggit Damayanti mengapresiasi kerjasama dan program yang terjalin di Majasari. “Kami sangat mengapresiasi langkah inovatif yang digerakkan oleh Prabumulih Field dan INAgri selama ini. Hal positif seperti ini akan selalu kami dukung demi membantu masyarakat menghadapi kondisi sulit di masa pandemi. Kami sangat berterimakasih dan berharap agar kegiatan ini dapat terus berkelanjutan agar dapat membantu perekonomian masyarakat Kelurahan Majasari," tutur Inggit.
Editor: Berli Zulkanedi