Ditembak Polisi, Begini Pengakuan 2 Penjambret Spesialis Perempuan dan Anak

PALEMBANG, iNews.id - Agung Erdi Supriadi (26) dan Rendi Ariansyah (26), dua dari tiga orang komplotan jambret spesialis perempuan dan anak - anak ditangkap. Keduanya juga ditembak karena melawan saat hendak ditangkap anggota Unit I Subdit III Jatanras Polda Sumsel.
Satu pelaku lain, Dendi yang juga saudara kandung tersangka Rendi Ariansyah masih dalam pengejaran petugas.
Kasubdit III Ditreskrimum Polda Sumsel, Kompol Christopher Panjaitan mengatakan, kedua tersangka ditangkap di dua tempat yang berbeda. Tersangka Agung Erdi Supriadi ditangkap tak jauh dari kediamannya di Jalan Sunan Kecamatan Kertapati Palembang. Sedangkan tersangka Rendi Ariansyah ditangkap di tempat persembunyiannya di Desa Jasa Kecamatan Muara Kuang Kabupaten Ogan Ilir.
"Dalam setiap aksi tindak pidananya, mereka ini memang selalu mengincar anak kecil dan perempuan karena dianggap lebih mudah untuk dijadikan target," ujar Christoper, Senin (30/8/2021).
Saat ditangkap, kata Christoper, aparat kepolisian terpaksa memberikan tindakan tegas dan terukur kepada kedua tersangka karena berusaha kabur dan melawan saat akan ditangkap.
"Kita sudah mengamankan satu barang bukti berupa handphone hasil curian. Kasus ini sekarang masih kita dalami untuk mengungkap siapa-siapa yang terlibat dan mencari tahu apakah masih ada korban lainnya dari perbuatan mereka," ujarnya.
Salah satu korban yakni bocah laki-laki berusia 10 tahun berinisial AN menjadi korban jambret handphone saat berada tak jauh dari kediamannya di Jalan DI Panjaitan Lorong Kolam Kecamatan Seberang Ulu II.
"Kami memang mengincar anak kecil sama perempuan. Supaya lebih mudah merampas handphone mereka," ujar Agung.
Dalam aksinya, komplotan ini selalu berpindah-pindah lokasi dengan tujuan menemukan target yang dirasa tepat, seperti di kawasan Seberang Ulu II, Plaju, Jakabaring, Bukit serta kawasan Demang Lebar Daun.
Setelah berhasil melakukan aksinya, barang hasil curian langsung dijual ke tangan penadah yang tinggal di kawasan Jakabaring Palembang. "Biasanya laku Rp300.000 sampai Rp400.000. Uangnya kami bagi tiga. Saya sendiri sudah lima kali beraksi," katanya.
Editor: Berli Zulkanedi