Dikecam dan Dicari Polisi, Perempuan Penghina Nabi Muhammad Menghilang

NEW DELHI, iNews.id - Nupur Sharma, politisi perempuan India yang menghina Nabi Muhammad SAW menghilang. Selama beberapa hari polisi melakukan pencarian, mantan juru bicara partai berkuasa India Partai Bharatiya Janata (BJP) itu tidak ditemukan.
Nupur Sharma pada 5 Juni lalu telah diskors dari jabatannya sebagai juru bicara BJP. Sejumlah negara di dunia mengutuk komentarnya, yang juga memicu protes keras dari komunitas Muslim India di beberapa negara bagian.
Menurut laporan media pada Jumat (17/6/2022), Nupur Sharma telah menghilang, mengutip sumber di pemerintah negara bagian Maharashtra.
Sharma telah dipanggil Kepolisian Mumbai untuk hadir pada 25 Juni untuk menghadapi tuduhan menyakiti perasaan agama, mempromosikan permusuhan dan menyebabkan kerusakan publik terkait dengan komentarnya yang mempertanyakan tentang Nabi Muhammad.
Pihak berwenang dilaporkan telah mencarinya selama empat hari terakhir tanpa hasil. Sharma sebelumnya melaporkan bahwa dia dan keluarganya menerima ancaman pembunuhan atas pernyataannya.
Dia meminta pada saat itu agar media berhenti menerbitkan berita tentang kasusnya itu. Penyelidikan polisi terhadap Sharma dibuka pada 12 Juni menyusul permintaan dari Akademi Raza, organisasi pendidikan dan budaya Islam.
Polisi mengklaim memiliki cukup bukti untuk mendakwa mantan politisi tersebut, sementara kepolisian lainnya juga melakukan penyelidikan independen.
Pada 26 Mei 2022, Sharma membuat komentar menghina tentang Nabi Muhammad saat berpartisipasi dalam debat televisi. Debat itu membahas perselisihan yang sedang berlangsung terkait dengan masjid berusia berabad-abad di kota Varanasi di negara bagian Uttar Pradesh.
Setelah India menghadapi kecaman dari negara-negara Teluk, BJP menangguhkan Sharma dan mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi bahwa pandangannya tidak sesuai dengan sikap partai.
Mantan juru bicara BJP itu kemudian secara terbuka meminta maaf atas pernyataannya. Dia menyatakan niatnya tidak ditujukan untuk menyakiti perasaan siapa pun.
Editor: Berli Zulkanedi