Arab Saudi Terus Diserang Roket dan Drone, Persediaan Rudal Pencegat Menipis
Sistem pertahanan Arab Saudi mengeluarkan sebagian besar proyektil. Tetapi, menurut juru bicara pertahanan Saudi Turk al-Maliki, 59 warga sipil telah tewas sejak Riyadh melancarkan perangnya melawan Houthi tujuh tahun lalu.
Dia mengatakan kerajaan menghargai kemitraannya yang kuat dan solid dengan AS. “Kerja sama militer kami sedang berlangsung dan kami akan terus bekerja sama dengan mitra AS kami dalam menghadapi ancaman rudal balistik lintas batas, roket, dan UAV (drone),” katanya.
Seorang pejabat senior AS mengatakkan pemerintahan Presiden Joe Biden mendukung langkah untuk mendapatkan rudal dari negara Teluk lainnya di tengah kekhawatiran bahwa stok rudal Patriot Riyadh habis dalam hitungan bulan mengingat tingkat serangan yang dilakukan oleh Houthi.
Menurutnya AS harus memberi lampu hijau peminjaman sistem rudal pencegat itu. "Ini situasi mendesak," kata pejabat itu. "Ada tempat lain di Teluk yang bisa mereka dapatkan dan kami sedang berusaha untuk itu.
Ini mungkin alternatif yang lebih cepat (untuk penjualan senjata AS)," imbuhnya. Arab Saudi telah memerangi Houthi sejak memimpin koalisi Arab melakukan intervensi dalam perang saudara Yaman pada 2015 setelah kelompok pemberontak itu menggulingkan pemerintah Yaman dan merebut Ibu Kota Sana'a.
Editor: Berli Zulkanedi