Anggota DPR Fauzi Amro Sesalkan Aksi Penganiayaan Perawat RS Siloam Palembang
JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi XI DPR dari Sumsel Fauzi H Amro prihatin dan menyesalkan penganiayaan perawat RS Siloam Palembang. Anggota Fraksi Nasdem ini mendesak pelaku dihukum agar kejadian serupa tidak pernah terulang lagi.
"Sebagai Anggota DPR yang kebetulan berasal dari dapil Sumatera Selatan 1 di mana Palembang masuk di dalamnya. Pertama saya prihatin apa yang dialami salah seorang perawat di Palembang. Kedua, sangat menyesalkan tindakan arogan yang berujung penganiyaan pada seorang perawat di salah satu rumah sakit di Palembang," kata Fauzi H Amro, Sabtu (17/4/2021).
Menurut politisi Partai Nasdem ini, seharusnya yang bersangkutan sebagai keluarga pasien bisa bersabar, terlebih di bulan suci Ramadan.
Masyarakat mesti menghargai tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam berbagai penyakit, termasuk menangani pasien yang terpapar Covid-19. "Mereka adalah pahlawan kita di jaman Pandemi. Kalau Anda mau dihargai, maka hargailah orang lain," kata alumnus IPB ini.
Fauzi juga mengapresiasi langkah cepat pihak Kepolisian mengusut kasus tersebut serta menangkap pelakunya di Kabupaten OKI. "Alhamdulillah pelaku sudah diamankan petugas. Bravo pak polisi," katanya.
Ia berharap kasus penganiayaan kepada perawat tidak terulang di kemudian hari. Untuk itu, pelaku mesti dihukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, supaya memberi efek jera bagi pelaku dan menjadi pelajaran bagi masyarakat secara umum. "Harapan kita kejadian serupa tidak terulang ke kemudian hari," katanya.
Seorang perawat RS Siloam Palembang dianiaya orang tua pasien dengan cara ditampar, ditendang dan dijambak Kamis (15/4/2021). Pelaku marah karena tangan anaknya berdarah setelah infus dilepas.
Padahal menurut manajemen RS Siloam Palembang, pada proses pelepasan infus sudah sesuai SOP. Namun karena anak pelaku baru berusia dua tahun dan aktif mengakibatkan plester di bekas infus terlepas dan darah keluar.
Pihak RS Siloam juga telah melakukan tindakan sehingga darah tidak lagi keluar. Selain itu, pihak kepala ruangan juga telah menemui istri pelaku dan meminta maaf. Namun ternyata kemudian istri pelaku menceritakan tangan anaknya berdarah ke pelaku yang sedang berada di luar rumah sakit.
Mendapatkan kabar tangan anaknya berdarah, pelaku datang memanggil korban dan penganiayaan terjadi.
Editor: Berli Zulkanedi