3 Tarian Adat Sumatera Selatan, Simbol Kebudayaan Melayu
PALEMBANG, iNews.id - 3 tarian adat Sumatera Selatan ini menjadi simbol kebudayaan di daerah tersebut, terutama kebudayaan Melayu. Tarian tradisional tersebut biasanya digunakan untuk penyambutan tamu atau acara resmi seperti adat pernikahan, ritual ataupun tradisi lainnya.
Sumatera Selatan dikenal dengan kebudayaan Melayu yang sangat kental. Bukan hanya mengenai keragaman adat istiadat dan keragaman bahasa, tetapi juga tariannya yang menjadi simbol akan dikenalnya kebudayaan Melayu.
Berikut tarian adat Sumatera Selatan yang bisa kalian ketahui:
Tari Pagar Pengantin merupakan tarian yang sering ada ketika adanya acara resepsi pernikahan. Tari Pagar Pengantin merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Sumatera Selatan.
Tarian ini bermakna perpisahan pengantin perempuan kepada keluarga lama dan meminta izin untuk membina keluarga baru. Tari pagar pengantin biasanya di lakukan oleh lima orang termasuk pengantin.
Tari Tanggai merupakan tari tradisional khas Palembang, Sumatera Selatan yang digunakan untuk penyambutan tamu. Tari Tanggai ini dilakukan oleh lima penari.
Adapun gerakan tarian yang dilakukan antara lain gerakan awal terdiri atas gerak masuk posisi sembah, gerak Borobudur hormat, gerak sembah berdiri, jalan keset kecubung, berdiri atas kecubung atas kiri, dan ukur benang. Gerakan pokok terdiri atas tutur sabda, sembah duduk, tabur bunga duduk kanan dan kiri, memohon duduk kanan, kecubung duduk kanan dan kiri, tutur sabda, Borobudur, dan ulur benang.
Gerakan akhir terdiri atas tolak bala berdiri kanan dan kiri, nyimpang kanan dan kiri, tumpang tali, alur benang berdiri kanan dan kiri, sembah berdiri, Borobudur berdiri, dan Borobudur terhormat.
Penari memakai pakaian khas daerah Sumatera Selatan yaitu kain songket, pending, dadat, sanggul malang, kalung, kembang urat (ramai), kembang goyang, tajuk cempako serta tanggai.
Tarian ini merupakan tari yang dilakukan untuk penyambutan tamu. Biasanya tarian ini menggunakan Tepak berisi kapur, sirih, pinang, dan ramuan yang artinya pengungkapan rasa bahagia.
Musik yang dialunkan untuk mengiringi tarian ini sekarang menggunakan tape recorder. Tetapi aslinya tarian ini menggunakan gamelan dan juga gong.
Tarian ini dilakukan oleh sembilan penari dan bisa juga ditambah menjadi 13 orang yaitu dua orang pemegang tombak, satu orang pemegang payung, dan satu penyanyi. Tari gending Sriwijaya tidak hanya digunakan sebagai tari untuk penyambutan tamu saja, tetapi juga ada pada saat resepsi pernikahan.
Editor: Rizal Bomantama