PALEMBANG, iNews.id - Sikap supel dan kalem yang ditampilkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dimanfaatkan emak-emak peserta Kongres Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) XVI di Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Jumat (15/7/2022). Kamera ponsel tidak hentinya mengabadikan bahkan hingga Prabowo sudah berada di mobil tetap diburu untuk diajak selfie.
Pantauan di lapangan, Prabowo menjadi magnet bagi emak-emak yang sejak pertama kali memasuki ruang Kongres, memberi pidato hingga akan beranjak pergi dari lokasi. Kamera ponsel peserta kongres tak henti-hentinya mengabadikan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.
"Izin pak, selfie," ujar ibu-ibu yang mengajak berfoto bersama di dekat mobil Menhan Prabowo.
Merespons permintaan emak-emak itu, Prabowo hanya tersenyum kalem tanda mengiayakan.
Sementara itu, terkait Kongres Fatayat NU, Prabowo berharap, hasil kongres nantinya memiliki terobosan yang membawa kemajuan bagi organisasi. Terlebih, Fatayat NU merupakan organisasi yang luar biasa. Apalagi peran serta perempuan sangat penting dalam segala hal, khususnya dalam perkembangan di Indonesia.
"Ini organisasi wanita yang besar. Kita harapkan dengan digelarnya kongres ini, dapat menghasilkan program hingga Ketum yang mampu mengembangkan organisasi lebih maju ke depannya," ujar Prabowo.
Sementara itu, Ketua Umum PP Fatayat NU, Anggia Erma Rini menjelaskan, kongres tersebut digelar untuk memilih pimpinan pusat yang tertunda selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19.
"Proses regenerasi kepemimpinan di tingkat pusat dilakukan melalui Kongres yang diamanatkan oleh Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) Fatayat NU. Kongres seharusnya berlangsung lima tahun sekali, tapi harus mundur karena situasi pandemi Covid-19," ucapnya.
Fatayat NU memiliki sekitar 10 juta anggota yang tersebar di 34 pimpinan wilayah tingkat provinsi, 480 pimpinan cabang tingkat kabupaten/kota, Pimpinan Anak Cabang pada tingkat kecamatan, dan pimpinan ranting pada tingkat desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran mendasar dan sentral dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Sebab, kecenderungan perempuan bisa mengakomodir dan bertindak sebagai pengelola pangan di lingkungan masing-masing.
"Ini berpengaruh besar terhadap ketahanan pangan nasional dan isu stunting yang juga sedang melanda masyarakat tertentu," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait