Kasus kekeringan di Prancis membuat suangi menjadi kering. (Foto: EPA)

PRANCIS, iNews.id - Bencana kekeringan di Prancis semakin parah yang mengakibatkan warga di lebih dari 100 kota mengalami kekurangan air minum. Pemerintah melalui tim krisis terus mengirimkan truk-truk air ke daerah-daerah. 

Kantor perdana menteri mengatakan itu adalah kekeringan terburuk yang tercatat di Prancis. Penggunaan air dibatasi di 93 wilayah. Kondisi kering diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama dua minggu ke depan.

Kantor berita AFP melaporkan perusahaan energi negara EDF harus mengurangi produksi di beberapa pembangkit listrik tenaga nuklir, karena suhu sungai terlalu tinggi untuk memberikan pendinginan yang cukup.

Ada kekhawatiran bahwa kekeringan - yang melanda hampir seluruh daratan Prancis - akan mengurangi hasil panen, memperburuk krisis pangan yang disebabkan oleh perang di Ukraina.

Layanan cuaca nasional Meteo-France mengatakan pada Juli lalu, Prancis hanya memiliki curah hujan 9,7 mm (0,38 inci), menjadikannya bulan terkering sejak Maret 1961.

Irigasi telah dilarang di sebagian besar barat laut dan tenggara Prancis untuk menghemat air.

Kementerian pertanian mengatakan panen jagung, yang digunakan terutama untuk pakan ternak, diperkirakan 18,5 persen lebih rendah tahun ini dibandingkan dengan 2021. Daerah penanaman jagung utama adalah Alsace di wilayah timur dan barat, dan panen sudah berlangsung.

BFMTV Prancis melaporkan ekspor jagung dari Prancis, Hungaria, Rumania dan Bulgaria semuanya diperkirakan akan lebih rendah tahun ini karena gelombang panas, dan volume yang lebih rendah itu akan mendorong harga naik.

Siaran TF1 melaporkan peternak di Pegunungan Alpen harus turun ke lembah dengan truk setiap hari untuk mengambil air bagi hewan mereka. Ini membuat mereka harus merogoh kocek lebih untuk tagihan bahan bakar mingguan.

Gelombang panas yang membakar Prancis sejak Juni lalu juga telah mendorong pepohonan dan semak-semak menggugurkan daunnya lebih awal, menciptakan pemandangan yang terlihat seperti musim gugur.

Seperti diketahui, Eropa sudah berjuang dengan harga pangan yang lebih tinggi karena ekspor biji-bijian dari Rusia dan Ukraina - di antara produsen utama dunia - jauh lebih rendah dari biasanya.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network