PALEMBANG, iNews.id – Anak empat tahun korban penganiayaan dengan cara ditampar dan dipukul tetangga berulang kali mengalami syok dan trauma. Tidak terima dengan kekejaman pelaku yang merupakan IRT, orang tua korban membuat laporan ke Polrestabes Palembang.
Ibu korban, Annisa (32) melaporkan tetangganya RH karena telah menganiaya anaknya yang masih berusia empat tahun. Korban dipukul karena tanpa sengaja merusak tanaman hias atau bunga milik korban.
"Saya tidak terima atas perbuatan pelaku yang telah memukul dan menampar anak saya. Pelaku memang di lingkungan kampung terbilang sombong," katanya, Rabu (16/12/2020).
Pelapor menuturkan, sebelum kejadian anaknya bermain di sekitar rumah pelaku. Lalu, diduga tanpa sengaja merusak tanaman hias atau bunga milik pelaku.
"Pelaku tidak terima dan marah, langsung mendatangi anak saya, kemudian pelaku memukul dan menampar wajah serta kepala anak saya. Anak saya sudah lari sampai ke rumah, masih dikejar oleh pelaku sampai ke rumah," jelas warga Kalidoni, Palembang ini.
Anissa mengatakan bahwa setelah aksi penganiayaan ini anaknya menjadi shok dan trauma. "Anak saya sangat ketakutan dan pendiam, saya laporkan karena anak saya menjadi ketakutan. Saya melapor supaya pelaku bisa bertanggungjawab," katanya.
Laporan orang tua korban telah diterima dan akan diteruskan ke Unit PPA Satreskrim Polrestabes Palembang. "Laporan tersebut telah diterima di SPKT dan akan ditindak lanjuti," jelas Kassubag Humas Polrestabes Palembang, AKP Irene.
Diketahui, seorang anak berusia empat tahun di Kota Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) menjadi korban penganiyaan tetangga. Korban dikejar, ditampar dan dipukul di bagian kepala berulang kali karena dituduh merusak kembang atau tanaman hias pelaku.
Pelaku adalah seorang ibu rumah tangga yang saat kejadian mengenakan baju daster warna merah. Aksi pemukulan ini terjadi di sebuah lorong dan terekam kamera pengawas atau CCTV. Korban yang saat itu mengenakan peci dan pakaian layaknya hendak pergi mengaji, dikejar lalu ditampar berulang kali. Tidak hanya itu, kepala korban juga dipukul dengan keras dan berulang kali sehingga pecinya terlepas.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait