PALEMBANG, iNews.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Pagaralam, Sumatera Selatan mengusulkan pembangunan Jembatan Lematang. Hal ini dilakukan setelah insiden kecelakaan maut yang dialami bus Sriwijaya dan memakan 35 korban.
Wali Kota Pagaralam Alpian mengatakan, pembangunan jembatan tersebut sudah diusulkan sejak tahun 2016. Usulan itu disampaikan ke pemerintah pusat namun ditolak.
"Kini kami usulkan lagi, agar pemerintah pusat membangun Jembatan Lematang," ujarnya.
Alpian menambahkan, kondisi kelokan dan liku di jalan tersebut sangat ekstrem, mengingat berada di atas jurang setinggi 8 meter.
Pemkot Pagaralam sudah mengusulkan pembangunan jembatan ke pemerintah pusat pada tahun 2016. Tak hanya usul, mereka bahkan sudah menyertakan desain dan rencana konstruksi.
Namun usulan tersebut ditolak oleh pemerintah pusat, sehingga yang dilakukan hanya pelebaran jalan pada 2017 dan 2018 menggunakan dana APBN, karena merupakan jalan nasional.
"Kami membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat untuk membangun jembatan ini, karena APBD tidak mungkin memenuhi kebutuhan dananya," jelasnya.
Seperti diketahui, bus Fuso BM dengan nomor polisi BD 7031 AU terjun ke dalam jurang sedalam 150 meter. Bus itu menabrak pembatas beton saat melintas di Jalan Lintas Pagaralam-Lahat KM 9 Desa Plang Kenidai, Kelurahan Plang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah, Kota Pagaralam.
Dari hasil pemeriksaan diketahui jika si sopir bernama Ferry SIMnya sudah mati 9 tahun. Sementara kondisi bus sendiri sudah tak layak jalan mengingat sudah beroperasi selama 20 tahun sejak 1999.
Akibat dari kecelakaan ini, 35 orang meninggal dan 13 korban terluka dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Besemah Pagaralam. Delapan dari 13 korban selamat juga sudah dipulangkan.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
kecelakaan lalu lintas kecelakaan bus kecelakaan maut bus terjun ke jurang bus masuk jurang pagaralam
Artikel Terkait