Dua nama di Sumsel batal divaksin. (Foto: Dede Febriansyah)

PALEMBANG, iNews.id - Dua nama yang yang dijadwalkan disuntik vaksin perdana bersama Gubernur Sumsel Herman Deru, batal divaksinasi. Kedua batal karena tekanan darah tinggi atau memiliki dirawat hipertensi.

Keduanya Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Sumsel, Rizal Sanif dan Deputi BPJS Kesehatan Kepwil Sumsel, Babel dan Bengkulu, Siti Farida Hanoum.

"Iya, tadi waktu diperiksa sebelum divaksin ternyata tekanan darah saya tinggi, lalu diperiksa lagi kadar gula juga tinggi. Jadi terpaksa ditunda dua minggu lagi, padahal sebetulnya tadi sudah siap," ujar Rizal saat diwawancarai, Kamis (14/1/2021).

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor Hk.02.02/4/ 1 /2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19 Khusus untuk Vaksin Sinovac berdasarkan rekomendasi Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), ada beberapa ketentuan yang membuat vaksin Sinovac tidak bisa diberikan.

Pertama, vaksin Sinovac tidak bisa diberikan apabila terdapat perkembangan terbaru terkait pemberian pada komorbid untuk vaksin Sinovac dan atau untuk jenis vaksin lainnya yang akan ditentukan kemudian.

Kedua, apabila berdasarkan pengukuran suhu tubuh calon penerima vaksin sedang demam di atas 37,5 derajat celcius, vaksinasi akan ditunda sampai pasien sembuh dan terbukti bukan menderita Covid-19 dan dilakukan skrining ulang pada saat kunjungan berikutnya.

Ketiga, apabila berdasarkan pengukuran tekanan darah didapatkan hasil lebih dari dan sama dengan 140/90, maka vaksinasi tidak diberikan.

"Saya memang ada riwayat hipertensi, selain itu juga sudah lama tidak kontrol tensi darah. Jadi, saat diperiksa tadi baru ketahuan," ujar Deputi BPJS Kesehatan Kepwil Sumsel, Babel dan Bengkulu, Siti Farida Hanoum.

Meski sedikit kecewa karena tidak bisa mengikuti vaksinasi tahap pertama di Sumsel, Siti mengungkapkan jika sebelumnya dirinya tidak memiliki penyakit lainnya yang dapat membatalkannya divaksin, seperti Diabetes Melitus maupun penyakit lainnya.

"Jadi bukan tidak boleh, nanti kalau sudah normal kembali bisa regiatrasi ulang. Jadi, ditunda dulu vaksinasinya," katanya.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network