PALEMBANG, iNews.id - Sebagai kota tertua, Palembang memiliki banyak warisan budaya yang masih bertahan hingga kini. Salah satunya yang menjadi ciri khas yakni kain tenun tradisional, Songket Palembang.
Sebagai warisan budaya, Songket Palembang sudah menjadi bagian dari warga Palembang. Kain yang ditenun dengan benang emas dan perak ini, menjadi simbol keagungan, keanggunan dan status sosial.
Keberadaan Songket hampir sama dengan pempek bagi warga Palembang. Songket menjadi kain wajib dipakai dalam acara adat, pesta pernikahan, festival budaya, hingga acara resmi pemerintahan.
Dalam pernikahan, biasanya keluarga mempelai perempuan akan memasukkan songket dalam daftar mahar yang harus disiapkan pengantin pria. Songket yang diminta perempuan atau akan diberikan pengantin pria tergantung kemampuan keduanya.
Diketahui, Songket Palembang sangat beragam dengan harga mulai dari Rp2 jutaan hingga ratusan juta rupiah per helai. Karena itu, Songket Palembang terus hidup dan terdapat banyak sentra perajin Songket di Palembang.
Jenis Songket
Songket Palembang terkenal dengan keindahannya yang membuat bangga siapa pun yang menggunakannya. Jenis Songket Palembang berdasarkan motif dan benang yang digunakan.
- Songket Bunga yang ditenun dengan benang kapas dan benang emas.
- Songket Lepus, benang emas hampir menutupi seluruh motif. Songket satu ini disebut-sebut ditenun untuk kalangan bangsawan atau kelas atas.
- Songket Tawur yang memiliki motif di atas permukaan kain. Ada tiga Songket Tawur yakni Nampan Perak, Tawur Lintang, dan Tawur Tampak Magis.
- Songket Limar, merupaan songket kaya akan motif warna - warni. Songket Limar ditenun dengan benang sutra dengan motif khas emas.
- Songket Tretes, atau disebut songket dengan motif paling sederhana
Kain bernilai tinggi
Songket Palembang merupakan kain bernilai tinggi dan menjadi warisan dari generasi ke generasi. Setiap keluarga yang menyimpan Songket akan mewariskannya kepada anaknya.
Semakin tua, harga Songket Palembang semakin mahal hingga mencapai ratusan juta rupiah. Karenanya, saat berbagi warisan dalam satu keluarga, Songket salah satu warisan yang dinantikan sama halnya dengan emas dan perhiasan.
Kain Songket Palembang ditenun dengan sistem alat yang rumit dalam waktu mencapai tiga bulan untuk satu helai kain. Bahan benang emas dan perak, serta waktu pengerjaan yang lama membuat Songket Palembang bernilai tinggi.
Sejarah Songket Palembang
Menurut sejumlah catatan sejarah, Songket sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada masa itu, sudah banyak perantau yang datang ke Palembang. Salah satunya perantau dari China yang membawa benang sutra. Sejak saat itulah, benang ditenun sehingga menghasilkan kain dengan motif yang indah dan kini dikenal dengan Songket Palembang.
Dalam jurnal The History of Songket Based on Archaeological Data yang ditulis seorang arkeolog dari Balai Arkeolog Palembang, terdapat motif yang sangat menyerupai motif songket saat ini di beberapa situs.
Di antaranya ditemukan arca-arca dengan pakaian bermotif songket di situs kompleks percandian Bumiayu, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan.
Bumiayu merupakan situs yang berada di daerah aliran Sungai Lematang, anak Sungai Musi. Masa okupasi situs tersebut adalah abad ke-9 sampai dengan abad ke-13 masehi. Dari beberapa arca yang ditemukan di situs Bumiayu, ada tiga arca yang digambarkan mengenakan kain dengan motif songket. Salah satunya adalah arca Siwa Mahadewa. Ketiga arca tersebut digambarkan dengan mengenakan kain tenun tradisional yang diduga songket Palembang.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait