Kemudian keesokan harinya, lanjut Priyandi, terjadi longsor susulan selama empat hari berturut-turut hingga puncaknya hingga membuat akses jalan di depan rumahnya terputus.
“Awalnya beberapa hari lalu hanya sedikit yang longsor, selang beberapa jam terjadi longsor susulan sampai Tangga Raja yang ada di sana amblas ke bawah. Besoknya terjadi lagi longsor susulan di siang hari, hingga membuat ternak warga seperti Kambing, Sapi, dan Ayam tertimbun longsor. Terakhir, puncaknya terjadi semalam mulai pukul 00.00-02.00 WIB," ujar Priyandi, Kamis (10/3/2022).
Menurutnya, saat terjadi longsor tersebut awalnya terdengar bunyi seperti pohon patah yang diakibatkan oleh kabel listrik yang mengencang, kemudian disusul suara gemuruh tanah dan aspal jalan yang ambles.
"Saat mendengar suara itu, saya langsung keluar rumah, lihat tiang listrik sudah ada yang roboh. Kemudian saya langsung mematikan meteran listrik di rumah, dan membangunkan keluarga saya. Barulah beberapa saat kemudian terjadi longsor besar," katanya.
Dijelaskan Priyandi, peristiwa longsor tersebut membuat banyak warga lainnya trauma serta waswas. Bagaimana tidak, saat ini retakan tanah akibat longsor tersebut hanya berjarak kurang lebih setengah meter dari rumahnya.
"Saya dan keluarga sangat was-was, takut sewaktu-waktu saat tidur rumah kami hanyut ke dalam sungai. Bisa dilihat sendiri saat retakan tanah hanya sekitar setengah meter lagi dari depan rumah saya. Selain saya, beberapa kediaman warga lainnya kini dalam kondisi sangat rawan," katanya.
Atas kejadian tersebut, Priyandi berharap agar pemerintah bisa cepat tanggap dalam mengatasi musibah tanah longsor yang terjadi di Dusun 1 Desa Keban I.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait