OKU SELATAN, iNews.id - Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sumsel, Feby Deru berkomitmen mengangkat dan mempromosikan kain khas dan kerajinan tangan daerah agar dikenal masyarakat luas. Feby ingin meningkatkan produktivas ekonomi para pengrajin dan pelaku UMKM, terlebih saat pandemi Covid-19 yang berakibat terpuruknya perekonomian.
Sebelum promosikan kain kawai kanduk khas Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Febi yang juga Ketua TP PKK Sumsel yang juga itu sebelumnya mempromosikan kain jumputan, blongsong, dan angkinan.
"Kain kawai kanduk ini merupakan kain khas OKU Selatan. Saya memang ingin mengangkat dan mempromosikan kain khas kawai kanduk ini agar menjadi produk unggulan," kata istri Gubernur Sumsel Herman Deru ini , saat meninjau proses pembuatan kain kawai kanduk di Desa Sukabumi, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah (BPRRT) , Kabupaten OKU Selatan, beberapa waktu yang lalu.
Febi menambahkan, 17 kabupaten/kota di Sumsel memiliki ciri khas dan produk unggulan masing-masing. Karena itu dia berupaya mengangkat keberadaan produk daerah tersebut agar lebih dikenal oleh masyarakat luas.
"Saya berupaya untuk mempromosikannya ke skala yang lebih luas," kata Feby.
Feby Deru menyaksikan langsung proses pembuatan kawai kanduk yang diawali dari membentuk pola motif, penyulaman benang emas, menenun, hingga membordir dan menghasilkan kain kawai kanduk yang indah juga elok. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan morilnya kepada para pengrajin agar terus menjaga warisan nenek moyang supaya tak punah ditelan zaman.
"Kain kawai kanduk ini perlu kita jaga. Kain indah dengan berbagai motif dan coraknya seperti aneka dedaunan, burung walet, burung merak, burung merpati, juga ada yang mencirikan 9 suku di Kabupaten OKU Selatan yang menandakan bahwa kain kawai kanduk adalah benar milik daerah ini," kata dia.
Dari tinjauannya itu, Feby mengetahui kendala yang selama ini dihadapi para pengrajin. Oleh karenanya, Dekranasda Sumsel segera berupaya untuk memberikan fasilitas bantuan berupa pengadaan bahan baku kain dan benang emas bagi para pengrajin.
Sementara itu, Pembina pengrajin kain kawai kanduk, Isyana Loneta Popo Ali akrab disapa Isye mengatakan, pihaknya telah mendaftarkan kain kawai kanduk sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
"Telah kami daftarkan sebagai HAKI, untuk mencegah di kemudian hari agar tidak diklaim sebagai produk khas daerah lain," ujarnya.
Ditambahkan Isye, kain kawai kanduk tak hanya berfungsi sebagai busana pelengkap pada acara tertentu saja, namun dapat digunakan sebagai dekorasi hiasan rumah, seperti sarung bantalan kursi, taplak meja, dan hiasan dinding.
Di sisi lain, pengarjin kain Kawai Kaduk, Udo Fatin (30) menyampaikan apresiasi atas kepedulian Ketua Dekranasda Sumsel terhadap perkembangan dan kemajuan para pengrajin kawai kanduk.
"Luar biasa sekali bu Feby memberikan perhatian kepada kami para pengrajin kawai kanduk. Kami senang atas pembinaan yang dilakukan beliau, terlebih kesulitan pasokan bahan baku bagi para pengrajin nantinya segera bisa teratasi", katanya.
Pemuda asli Ranau tersebut melanjutkan dirinya bertekad untuk tetap menekuni kerajinan kain kawai kanduk warisan nenek moyang agar tetap terjaga.
"Saya asli orang sini. Tumbuh besar di sini dikelilingi orang-orang yang menekuni kerajinan kain kawai kanduk sejak kecil. Karena itu saya tergerak untuk ikut mempelajari dan menekuni. Terlebih lagi melihat situasi saat ini, di mana para pemuda nyaris tak lagi berminat terhadap budaya dan adat istiadat daerah sendiri," katanya.
CM
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait