HD menambakan, peran media sangat dibutuhkan salah satunya sosialisasi dari pemerintah untuk masyarakat. Jika tidak ada pers, sosialisasi itu tidak akan sampai ke masyarakat.
"Makanya saya bersyukur sekali ada pertemuan ini. Karena sosialisasi apapun dari pemerintah jika tidak disampaikan ke masyarakat akan jadi sia-sia," kata dia.
Dia berharap PWI terus menjaga marwahnya dengan menjunjung kode etik jurnalistik dalam penyajian berita. Sehingga PWI terus menjadi organisasi terpercaya bagi masyarakat.
"Saya yakin salah satu yang membuat PWI bertahan sampai saat ini adalah karena kepercayaan dari masyarakat.
Sementara itu Ketua PWI Sumsel, Firdaus Komar mengatakan, acara ini mestinya digelar di Lubuklinggau pada acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) dan pekan olahraga wartawan daerah (Porwada). Dialog ini merupakan rangkaian HPN yang tertunda akibat Covid-19.
Mengenai topik yang diangkat kali ini, kata Firdaus, rakyat butuh support dari teman wartawan, stakeholder dan pengambil kebijakan dalam menghadapi Covid.
"Karena bagaimanapun dalam menghadapi Covid ini ibaratnya kita satu bangunan. Punya fungsi berbeda tapi tujuan yang sama. Di pers sendiri kita tentu akan memperkuat soliditas pers di daerah dalam melaksanakan peran fungsi dan tanggungjawab," tutupnya.
Hadir dalam dialog tersebut, Ketua PWI Pusat Attal S Depari, Ketua Komisi Hukum dan Perundang-undangan Dewan Pers Agung Dharmajaya, Ketua DPRD Sumsel RA. Anita Noeringhati, dan puluhan wartawan senior se-Sumsel.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait