Pada 3 Januari 2022 teramati embusan gas dari arah kawah/puncak berwarna putih tebal dengan tinggi sekitar 150 meter dari atas puncak. Embusan tidak berlangsung menerus, pada 4 hingga 6 Januari 2022 tidak teramati hembusan gas dari arah kawah/puncak.
Jenis gempa yang terekam selama periode 1 Desember 2021 hingga 6 Januari 2022 (Lampiran 1) yaitu Gempa Embusan, Low Frequency, Vulkanik Dalam, Tektonik Lokal, Tektonik Jauh dan Tremor Menerus. Tremor Menerus dengan amplitudo 0.5 – 2 mm (dominan 0.5 mm) mulai terekam pada tanggal 4 hingga 6 Januari 2022.
Pengamatan visual menunjukkan adanya kenaikan aktivitas hembusan gas dari kawah/puncak, seiring dengan kemunculan getaran tremor yang mengindikasikan adanya kenaikan fluida (gas, cairan, batuan padat) ke kedalaman lebih dangkal.
Hasil spektogram gempa Gunung Dempo dari tanggal 1 hingga 6 Januari 2022 menunjukkan energi gempa frekuensi rendah yang meningkat sejak tanggal 3 Januari 2022, yang berasosiasi dengan adanya input fluida bersifat mendadak (tidak gradual) dan terespons langsung ke permukaan
Potensi ancaman bahaya saat ini yakni erupsi freatik menghasilkan abu dan hujan lumpur serta embusan gas vulkanis konsentrasi tinggi yang sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak.
Erupsi freatik bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala peningkatan yang jelas. Radius terdampak material jatuhan bisa mencapai 1 Km dari kawah, serta aliran lumpur ke arah 2 Km sektor utara searah bukaan kawah.
Editor : Donald Karouw
Artikel Terkait