PALEMBANG, iNews.id - Ekspor komoditas karet Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) turun 14,97 persen pada Maret 2020. Angka ini turun jika dibandingkan bulan sebelumnya karena dipengaruhi pandemi virus corona atau Covid-19.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, nilai ekspor karet pada Maret 2020 hanya 103,47 juta dolar atau menurun dibandingkan Februari yang mencapai 118,44 juta dolar.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, kegiatan perdagangan luar negeri memang terdampak virus corona terutama ke negara-negara yang terkena wabah tersebut dan jadi pasar andalan Sumsel, seperti Amerika Serikat.
"Karet merupakan komoditas ekspor nonmigas dengan share terbesar yang mencapai 41,89 persen," kata Endang, Rabu (15/4/2020).
Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil (P2HP) Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian mengatakan, kondisi global yang sedang berlangsung saat ini secara langsung telah berdampak pada harga karet di tingkat petani.
Penurunan permintaan dari luar negeri telah membuat harga di tingkat petani semakin anjlok. Harga rata-rata karet pada Maret 2020 yang sebesar Rp14.809 per kg untuk KKK (kadar karet kering) 100% merupakan titik terendah sejak awal tahun ini.
Saat ini harga yang diterima petani melalui mekanisme lelang di unit pengolahan dan pemasaran bahan olah karet (UPPB) mencapai Rp7.200 per kg. Harga tersebut untuk KKK sekitar 70%.
Harga lelang tersebut masih lebih baik jika petani menjual langsung ke pengepul yang hanya berkisar Rp6.000 per kg.
“Petani karet kami imbau untuk bertahan di situasi sulit ini karena pemerintah menyiapkan bantuan langsung baik melalui dinas sosial dengan jaring pengaman sosialnya, maupun kebijakan realokasi APBD dan APBN,” kata dia.
Editor : Nur Ichsan Yuniarto
Artikel Terkait