OKU, iNews.id - Sekitar 100 hektare tanaman duku di Kabupaten OKU, Sumsel rusak dan mati diserang hama. Serangan hama ini terjadi dalam dua terakhir yang mengakibatkan, petani gigit jari gagal panen saat musim buah datang.
Pemerintah diharapkan segera mencari dan menemukan solusi untuk mengatasi hama, karena duku merupakan salah satu komoditas buah terkenal dari Sumsel. Bagi warga luar Sumsel, duku ini disebut duku Palembang. Namun, bagi warga Sumsel, duku yang manis berasal dari Komering atau disebut duku komering, yang dikenal manis dan bijinya kecil.
Guntur, salah seorang petani duku asal Desa Lubuk Batang Baru, Kecamatan Lubuk Batang, OKU menuturkan serangan hama kecil seperti bentuk serangga terjadi sejak dua tahun terakhir hingga menyebabkan petani gagal panen secara total.
Menurut dia, serangan hama berdampak pada produksi duku menurun drastis mencapai 70 persen karena ratusan batang duku di wilayah itu mati hingga gagal panen. Guntur dan rekannya berharap pihak terkait melakukan upaya seperti menyediakan obat anti hama agar petani tidak merugi.
"Sudah dua tahun terakhir kami terpaksa gigit jari karena gagal panen akibat banyak pohon duku yang mati," ujarnya, Rabu (21/9/2022).
Sementara itu, Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menyatakan tengah mencarikan solusi untuk mengatasi serangan hama yang menyerang tanaman duku milik petani. Serangan hama terbanyak terjadi di Kecamatan Lubuk Batang dan Sinar Peninjauan mati hingga petani merugi.
"Ada sekitar 100 hektare tanaman duku di dua kecamatan tersebut yang rusak, bahkan mati akibat diserang hama," kata Kepala Dinas Pertanian OKU, Joni Saihu.
Dinas pertanian telah menurunkan tim ke lapangan untuk mencari tahu jenis hama yang menyerang tanaman duku tersebut. Puluhan tim yang dikerahkan itu saat ini sedang mengumpulkan bahan awal untuk dilakukan riset agar dapat mengetahui jenis hama yang menyerang sehingga bisa menentukan obat penangkalnya.
"Dugaan sementara penyebab tanaman mati karena penyakit kanker batang duku. Namun, untuk mengetahui secara pasti saat ini masih dilakukan riset. Mudah-mudahan dalam waktu sudah ada hasilnya," katanya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait