PALEMBANG, iNews.id - Kota Palembang, Sumatera Selatan digegerkan peristiwa anggota kepolisian diserang pria bersenjata tiga pisau. Sebelum menikam leher korban, pelaku sempat bertanya di mana lokasi rumah sakit.
Jumat (4/6/2021) siang, Bripka Rido Oktonardo ditikam seorang pria saat duduk sendirian di dalam pos di Simpang Angkatan 66 Palembang. Pelaku yang awalnya menanyakan lokasi RS Bunda Palembang, langsung menikam leher korban dari belakang.
Informasinya, korban ditusuk tepat setelah menunjukkan arah lokasi RS Bunda yang ditanyakan pelaku. Korban ditusuk dari belakang menggunakan pisau. Tidak hanya sekali, pelaku berusaha menghujani korban dengan tikaman pisau.
Mendapatkan serangan tiba-tiba, korban langsung melawan sambil berteriak minta tolong ke warga dan pengendara yang melintas.
"Saya dengar suara minta tolong dan korban terlihat sigap melawan. Warga hendak menolong, tapi tidak berani masuk pos karena pelaku pegang pisau," ujar Mardianto, warga di sekitar lokasi kejadian.
Sementara pelaku yang diketahui bernama M Ikhsan alias Umar Khalid (34) langsung diamankan polisi lain yang sesaat setelah penyerangan melintas di lokasi. Sementara usai penyerangan, pos lalu lintas tersebut telah dipasang garis polisi untuk kepentingan pemeriksaan.
Tim Inafis Polrestabes Palembang melakukan identifikasi di lokasi kejadian. Tiga bila pisau yang dibawa pelaku telah diamankan. Polisi masih meminta keterangan beberapa saksi serta mencari barang bukti lainnya.
Pelaku kini menjalani pemeriksaan di Subdit Jatanras Polda Sumsel. Polisi mendalami dugaan terkait jaringan teroris seperti informasi yang beredar di media sosial yang menyebutkan pelaku mantan napi teroris. Apalagi usai kejadian, pelaku sempat berteriak mengaku sebagai teroris.
"Pelaku penusukan masih dimintai keterangan di Subdit Jatanras Polda Sumsel termasuk terkait dugaan jaringan teroris," kata Kasat Reskrim Polrestabes Palembang, Kompol Tri Wahyudi.
Sementara pelaku telah dirawat di RS Bhayangkara Palembang setelah mendapatkan pertolongan pertama di IGD RS Hermina.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait