Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suherman, mengatakan pembangunan PLTS irigasi merupakan upaya PTBA untuk mendorong pemanfaatan energi terbarukan, memberdayakan masyarakat, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Sejalan dengan Noble Purpose (tujuan mulia) PTBA sebagai anggota Grup MIND ID, yaitu membangun peradaban, meningkatkan kesejahteraan, dan menciptakan kehidupan yang lebih baik.
“PLTS irigasi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendorong pertanian yang lebih ramah lingkungan sehingga mampu mengurangi emisi karbon," katanya.
Komitmen PT Bukit Asam untuk terus mendorong perekonomian masyarakat itu didukung pula oleh kinerja perseroan yang cukup baik dalam 9 bulan pertama tahun 2023. Perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 3,8 triliun. Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 27,7 triliun. Total aset perusahaan per 30 September 2023 sebesar Rp 36,0 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional Perseroan sepanjang Januari-September 2023. Total produksi batu bara PTBA hingga Triwulan III-2023 mencapai 31,9 juta ton, tumbuh 15,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2022 yakni sebesar 27,7 juta ton.
Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 14,9 persen menjadi 27,0 juta ton. Hingga Triwulan III 2023, Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 11,2 juta ton atau naik 24,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 51 persen.
Berbagai hal yang menjadi tantangan bagi Perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 33 persen dari USD 128,5 per ton pada Januari-September 2022 menjadi USD 86,3 per ton pada Januari-September 2023.
Di sisi lain, Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya pada komponen biaya royalti, angkutan kereta api, dan jasa penambangan. Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja baiknya.
Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik, Syamsudin Sahaq, menyebut program PLTS Irigasi yang diinisiasi PT Bukit Asam, layak dijadikan percontohan. Itu karena manfaat program ini tepat guna dan dapat langsung dirasakan masyarakat.
"Saya pikir ini harus diperluas. Sehingga para petani kita yang kini kesulitan mendapatkan air akibat hujan yang tak kunjung turun, bisa berproduksi. Apalagi ini memanfaatkan energi bersih, energi yang sumbernya melimpah di wilayah kita yang panas ini," ucap Sahaq.
Program PLTS Irigasi yang dijalankan secara swadaya oleh masyarakat, kata Sahaq, juga akan membuat masyarakat lebih mandiri. Program yang sama dinilai perlu diperluas ke sektor lain, guna mengurangi ketergantungan masyarakat, khususnya di Muara Enim, terhadap PT Bukit Asam.
"Saya pikir sudah saatnya masyarakat mengurangi ketergantungannya pada PT Bukit Asam. Banyak sektor yang bisa dikembangkan. Pertanian, Pariwisata, Industri Kreatif dan sektor lainnya. Termasuk sektor hilirisasi yang tentunya bisa memberikan nilai tambah baik kepada perusahaan maupun kepada masyarakat," katanya.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait