BATURAJA, iNews.id – RH, oknum pensiunan PNS di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatra Selatan dilaporkan ke polisi karena diduga menyodomi enam remaja putra.
Aksi bejat pelaku diduga sudah berlangsung lama dan baru terungkap setelah salah satu korban mengaku kepada orang tuanya.
Enam remaja yang diduga menjadi korban sodomi masing-masing berinisial M (15), S (14), A (15), P (15), R (14) dan H (14). (13). (Ar).
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPAI) Kabupaten OKU, Hasmiati mengatakan, LPAI mendapat laporan dari keluarga korban pada 21 Januari lalu dan langsung melaporkan peristiwa tersebut ke Polres OKU.
“Kami akan terus mengawal kasus tersebut hingga pelaku ditangkap dan diadili karena tindakan pelaku sudah diluar kewajaran,” katanya, Minggu (24/1/2021).
Hasmiati mengungkapkan, dari pengakuan para korban, peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2020 bahkan ada yang terjadi pada tahun 2018.
Oleh karena itu, LPAI akan kembali mendatangi Mapolres OKU, Senin 25 Januari 2021 untuk menyerahkan bukti dan mendatangkan para saksi. "Kami berharap pelaku dikenakan hukuman setimpal. Karena ulahnya merusak generasi bangsa,” ucapnya.
RH diketahui merupakan oknum pensiunan PNS memiliki kebun di kawasan kelurahan Kemelak Bindung Langit Kecamatan Baturaja Timur. Sedangkan enam korban merupakan pelajar SMP dan SD yang tinggal di kelurahan Kemelak.
Orang tua korban, R mengaku baru mengetahui pelecehan seksual tersebut setelah salah satu teman anaknya berinisial M pulang kerumah dan mengeluh sakit terutama di bagian dubur.
Awalnya korban enggan mengaku, bahkan pelaku juga sempat menjemput korban untuk kembali bekerja dengannya tapi menolak. Setelah ditanya ternyata korban yang sudah enam bulan ikut dengan pelaku bekerja di kebun jagung milik pelaku tersebut sering disodomi oleh pelaku.
"M sering ikut ke kebun RH ini karena memang sudah seperti anak angkat pelaku. Kami tahu setelah ada pengakuan dari M itu. Setelah kami tanya ternyata anak-anak kami ternyata juga menjadi korban RH," katanya.
Dia menambahkan, para korban diperlakukan tak senonoh tersebut di pondok kebun jagung milik pelaku. Biasanya pelaku mengajak para korban ke kebun untuk membantunya mengurus kebun jagung.
"Anak-anak mengaku ke kami kalau habis makan siang sering tertidur, giliran terbangun ada celana yang sudah terbuka. Tapi ada juga yang dilihat langsung oleh anak-anak," ucapnya.
Editor : Kastolani Marzuki
Artikel Terkait