TEGUCIGALPA, iNews.id – Seorang pembela lingkungan dan hak asasi manusia (HAM) tewas dibunuh pria bertopeng berenjata api dan parang. Aktivis ini dibantai di hadapan keluarganya dan pelaku pembunuhan sedang diselidiki.
Peristiwa pembunuhan terhadap aktivis ini terjadi di Desa El Ocotal, di Honduras, Sabtu (26/12/2020). Polisi setempat pada Senin (28/12/2020) menyatakan korban bernama Felix Vasquez mendapatkan serangan pada di hadapan keluarganya. Ini adalah yang terbaru dari serangkaian serangan serupa di negara Amerika Tengah itu.
Seorang juru bicara penegak hukum mengatakan kepada Reuters bahwa pembunuhan itu sedang diselidiki. "Otoritas polisi segera memutuskan untuk memulai penyelidikan terkait. Kami berharap mendapatkan jawaban segera," kata petugas polisi Kevin Hernandez kepada wartawan.
Honduras adalah salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi para aktivis. Menurut data dari kelompok advokasi Global Witness, 14 pembela tanah dan lingkungan tewas tahun lalu, meningkat dari empat orang pada 2018.
Vasquez, anggota komunitas adat Lenca yang tinggal di wilayah pegunungan dekat perbatasan dengan El Salvador, bermaksud mencalonkan diri sebagai anggota partai oposisi LIBRE pada pemilu 2021 di Kongres.
Organisasi non-pemerintah, Koalisi Menentang Impunitas (CCI) mengatakan bahwa sejak 2017, Vasquez telah mengajukan pengaduan ke otoritas nasional atas dugaan penganiayaan politik karena pekerjaannya dalam aktivis lingkungan.
"Negara bertanggung jawab langsung atas pembunuhannya karena kelalaiannya dalam menghadapi risiko serius yang sepatutnya disadari," kata CCI.
Pemerintah Honduras tidak segera membalas permintaan komentar. Pembunuhan Vasquez terjadi empat tahun setelah pembunuhan aktivis asli Lenca, Berta Caceres, seorang veteran pembela hak tanah yang memimpin pertempuran melawan bendungan besar di tanah leluhur sebelum dia ditembak mati di rumahnya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait