Sebanyak 25 calon tunggal menang melawan kotak kosong di Pilkada 2020. (Foto: sindonews)

JAKARTA, iNews.id - Ketakutan calon kepala daerah yang melawan kotak kosong kini telah hilang. Sebanyak 25 pasangan calon tunggal dipastikan menang melawan kotak kosong pada pilkada yang digelar Rabu (9/12/2020).

Dua calon tunggal yang menang dari Sumatra Selatan (Sumsel) yakni Kuryana Aziz-Johan Anuar di Kabupaten OKU, dan Popo Ali- Sholehien di OKU Selatan. 

Ketakutan para calon tunggal awalnya karena meskipun berstatus calon tunggal tidak serta-merta membuat mereka akan terpilih. Namun kini ketakutan itu hilang karena mereka unggul berdasarkan hasil sementara dilihat dari laman KPU RI berdasarkan hasil sementara. 

Berstatus calon tunggal tidak serta-merta membuat mereka akan terpilih. Berdasarkan Pasal 54D ayat 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota dijelaskan bahwa pemenang pilkada calon tunggal harus memperoleh suara lebih dari persen.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opionion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai calon tunggal di pilkada serentak ini menjadi preseden buruk bagi kontestasi demokrasi. Dedi mengatakan, sekurang-kurangnya ada dua hal kenapa fenomena calon tunggal menjadi preseden buruk demokrasi. Pertama, dominasi parpol melalui ambang batas terbukti mengikis akses politik kesetaraan sehingga sulit muncul kontestan di luar kelompok dominan.

Kedua, lanjut Dedi, demokrasi tidak lagi akomodatif untuk semua orang. Terbukti hanya kekuatan politik yang memiliki kekuatan modal politik yang bisa bertarung. "Ini juga mengindikasikan adanya monopoli kekuasaan dan itu buram bagi demokrasi sekaligus regenerasi kepemimpinan politik di daerah," kata Dedi.

Analis politik UIN Jakarta Bakir Ihsan menilai meski belum ada aturan yang mengatur secara ketat, fenomena calon tunggal mengurangi kesempatan masyarakat untuk memilih banyak calon pilihan. 

 “Dampak terburuknya bagi masyarakat adalah matinya kesempatan masyarakat untuk mempunyai pilihan terbaik di antara calon yang ada untuk memimpin dan membangun daerahnya," ujar Bakir.

Pengamat kebijakan publik Pudjo Rahayu Risan mengungkapkan kerugian adanya kotak kosong ada beberapa poin. Di antaranya, lawan kotak kosong sangat merugikan untuk pendidikan politik bagi rakyat. “Pertimbangannya rakyat hanya disuguhkan satu paslon, dan tidak memberikan alternatif pilihan politik lain di masyarakat,” ucap Pudjo.

Kemudian, pilkada dengan calon tunggal melawan kotak kosong membuat kekuatan legitimasi calon yang menang tidak begitu kuat karena partai tidak memberi alternatif kepada pemilih untuk pilihan politik.

Ia menambahkan, dengan terbentuknya koalisi besar (oversize), maka tidak ada lagi partai oposisi di daerah. Koalisi yang sangat besar dan bisa mengakibatkan nantinya tidak ada lagi komposisi partai oposisi di DPRD sebagai penyeimbang sekaligus fungi kontrol. Itu karena semua partai bergabung menjadi satu dan menyokong petahana atau calon tunggal. 

 “Bisa saja nantinya pemerintahan daerah model seperti itu cenderung antikritik dan tidak ada alternatif sumbangsih oposisi karena semua bergabung dalam satu kekuatan,” katanya. 

Terpiusah, paslon petahana Popo Ali – Sholehien  (PAS) mengklaim kemenangan pada Pilkada Serentak 2020 di Kabupaten OKU Selatan, Sumatra Selatan (Sumsel). Klaim paslon tunggal ini berdasarkan real count tim pemenangan dan hasil hitungan sementara KPU.  Hitung cepat tim hingga tadi malam dengan suara masuk hingga 96,18 persen dari 893 TPS di 19 kecamatan, paslon petahana meraih 209.879 suara dan kotak kosong 8.330 suara.  

Begitupun hitung cepat di pilkada2020.kpu.go.id yang dilihat iNews.id pada Kamis pagi (10/12/2020), dengan 56,44 persen suara masuk, petahana unggul hingga 95,9 persen dari kotak kosong yang kebagian 4,1 persen.

Calon Bupati OKU Selatan Popo Ali berterima kasih kepada pemilih yang telah berpartisipasi sehingga pihaknya mampu meraih kemenangan melebihi target yakni 93 persen. “Ini kerja keras di 19 kecamatan 252 desa dan tujuh kelurahan,” katanya, Kamis (10/12/2020).

Paslon petahana Kuryana Aziz-Johan Anuar juga unggul dalam penghitungan sementara KPU untuk Pilkada di OKU. Berdasarkan foto C1 Plano KPPS di 500 dari 725 TPS, paslon tunggal ini unggul 65 persen dari kolom atau kotak kosong.  "Tapi ini belum data real, itu kami dapat data foto C1 plano dari petugas dilapangan saat ini Kuryana dan Johan lebih unggul dari kolom kosong," kata Ketua KPU OKU Naning Wijaya, Kamis (10/12/2020).


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network