Tentara Amerika Serikta tiba di Palembang untuk mengikuti latihan bersama TNI di Puslatpur, OKU. (Foto: Ilustrasi/Ist)

WASHINGTON, iNews.id - Sekitar 100 anggota militer Amerika Serikat (AS) terlibat kegiatan ekstrimis terlarang selama setahun terakhir. Departemen Pertahanan AS mengungkapkan, puluhan mantan anggota militer ambil bagian dalam serangan terhadap Gedung Capiotl oleh para pendukung mantan Presiden Donald Trump pada 6 Januari lalu.

Departemen Pertahanan AS mengungkapkan ini saat merilis pedoman baru untuk anggota militer. Menteri Pertahanan AS, Llyod Austin, memerintahkan peninjauan pada Februari 2021 atas kebijakan Departemen Pertahanan dalam melawan ekstrimisme di dalam jajarannya. 
Peninjauan tersebut dilakukan setelah terungkapnya bahwa puluhan mantan anggota militer AS mengambil bagian dalam serangan terhadap Gedung Capitol oleh para pendukung mantan presiden Donald Trump pada 6 Januari lalu.

“Sebagian besar pria dan wanita dari Departemen Pertahanan melayani negara ini dengan kehormatan dan integritas,” kata Austin dalam sebuah pernyataan yang menyertai rilis laporan kelompok kerja untuk melawan aktivitas ekstremis. "Mereka menghormati sumpah yang mereka ambil untuk mendukung dan membela Konstitusi Amerika Serikat," kata Austin.


Editor : Berli Zulkanedi

Halaman Selanjutnya
Halaman :
1 2
BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network