Unsri Bantu Petani Cabai Kendalikan Hama, Ini Metodenya
PALEMBANG, iNews.id - Dosen dan mahasiswa Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang melakukan pengabdian di Indralaya, Ogan Ilir. Mahasiswa mengenalkan cara terpadu mengendalikan hama dan penyakit tanaman cabai.
"Edukasi cara pengendalian hama dan penyakit tanaman cabai kepada masyarakat dan petani cabai menggunakan biostimulan Tricoderma merupakan solusi yang murah dan ramah lingkungan," ujar Ketua Tim Pengabdian Prodi Proteksi Tanaman Jurusan HPT Unsri, A. Muslim, Jumat (3/3/2023).
Pihaknya prihatin melihat masyarakat di Desa Tanjung Seteko, Kecamamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, banyak yang menanam cabai namun menghadapi kendala, terutama hama dan penyakit tumbuhan. Tanaman cabai yang mati, kerdil, dan tidak tumbuh dengan baik, yang merugikan masyarakat dan menurunkan nilai ekonomi serta pendapatan masyarakat.
Untuk itu, Unsri berupaya memberikan penyuluhan dan solusi bagaimana cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman cabai secara terpadu melalui pembuatan biostimulan Tricoderma.
Sejak September 2022, Unsri melakukan persiapan dan pelatihan pembuatan alat biostimulan di Desa Tanjung Seteko untuk diaplikasikan dengan cara penyiraman dan semprot pada tanaman cabai sebanyak satu minggu sekali.
"Edukasi kepada masyarakat tentang pengendalian hama dan penyakit tanaman pada cabai menggunakan biostimulan Tricoderma diharapkan bisa membantu masyarakat Desa Tanjung Seteko, Kabupaten Ogan Ilir dan daerah lainnya karena solusi tersebut cukup murah dan ramah lingkungan," katanya.
Sementara Ketua RT Desa Tanjung Seteko, Asbullah menyambut gembira kegiatan tersebut karena memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman cabai.
"Cara mengendalikan hama dan penyakit tanaman cabai dengan menggunakan biostimulan Tricoderma dirasakan masyarakat desa kami sebagai solusi yang tepat karena setelah diujicoba cukup efektif serta bahannya murah dan ramah lingkungan," ujarnya.
Editor: Berli Zulkanedi