Rp250 Miliar Disiapkan, Proyek Fly Over Simpang Sekip Segera Dimulai

PALEMBANG, iNews.id – Jembatan layang atau fly over Simpang Sekip Palembang yang termasuk proyek strategis nasional segera dimulai. Anggaran sebesar Rp250 miliar dari APBN siap mengucur setelah proses pembebasan lahan yang kini berjalan selesai. 

"Jika semua lahan sudah clean and clear maka dana sebesar Rp250 miliar dari APBN dapat dikucurkan sehingga pengerjaan fisik bisa dilaksanakan BBPJN V Sumsel, karena itu kami mohon dukungan semua pihak," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang) Kota Palembang, Harrey Hadi, dikutip dari Antara, Jumat (26/11/2021).

Baca Juga

Tempat Penampungan Minyak Meledak, 6 Rumah Hangus 2 Warga Luka Bakar

Proses pembebasan lahan dilakukan secara persuasif melibatkan berbagai pihak. Pemkot Palembang juga memastikan besaran kompensasi yang diterima masing-masing persil terdampak sudah sesuai berdasarkan perhitungan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

Baca Juga

Pembebasan Lahan Fly Over Simpang Sekip Dikebut, Dana Rp80 Miliar Disiapkan

"Kami sampaikan kepada warga besarnya manfaat pembangunan Fly over Simpang Sekip yang akan mengurai kemacetan, tapi prakteknya memang tidak mudah sehingga terus kami upayakan," katanya.

Sebelumnya, Sekda Kota Palembang Ratu Dewa, mengatakan sosialisasi pembebasan 101 persil sudah berjalan hampir 70 persen dan ditargetkan seluruh persil clear pada Maret 2021.

Baca Juga

10 Tahun Tak Diperbaiki, Jalan Kabupaten di OKU Rusak Parah

"Tanggal 3-4 Maret harus clear soal administrasi dan sosialisasinya, karena pihak balai jalan ingin secepatnya clear," ujarnya.

Dari 101 persil tersebut baru lahan dan bangunan Kantor Camat Kemuning yang telah dirobohkan (clean and clear), sedangkan sisanya meliputi rumah warga serta ruko-ruko sebagian baru clear untuk dibebaskan.

Anggaran pembebasan lahan menggunakan APBD Provinsi Sumsel sebesar Rp56 Miliar dan APBD Pemkot Palembang Rp24 miliar. Hingga saat ini, dipastikan belum ditemukan hambatan teknis dalam pembebasan lahan tersebut.

Editor: Berli Zulkanedi