Pemerintahan Israel Akan Dibubarkan, Ada Apa?

YERUSALEM, iNews.id — Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett mengumumkan pemerintah koalisi negara itu akan dibubarkan. Menteri Luar Negeri Yair Lapid akan menjabat sebagai Perdana Menteri sementara sampai pemerintahan baru bisa dibentuk.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz dalam sebuah cuitan pada Senin (20/6/2022) mengatakan bahwa pemerintah akan "terus berjalan bahkan selama masa transisi."
Dilansir VOA, perubahan dalam pemerintahan itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Israel.
Diketahui, pemerintahan Bennett rapuh sejak berkuasa setahun lalu. Pemerintahannya terbentuk berdasarkan koalisi dari delapan partai berbeda yang mencakup partai-partai sayap kanan, liberal, dan Muslim Arab.
Koalisi itu mulai retak setelah beberapa anggota partai Bennett meninggalkannya, dengan mengatakan mereka merasa Bennett membuat terlalu banyak kompromi dengan mitra koalisinya.
Pemilihan baru bisa memberi mantan PM Benjamin Netanyahu kesempatan untuk kembali berkuasa. Netanyahu saat ini adalah pemimpin oposisi setelah 12 tahun berkuasa.
Pada Jumat (17/6/2022) lalu, Netanyahu mengatakan pembubaran parlemen akan menjadi “kabar baik” bagi jutaan orang Israel dan memperkirakan Partai Likud yang diketuainya akan memimpin pemerintahan baru.
Bennett membentuk koalisi delapan partai tahun lalu setelah empat pemilihan berturut-turut yang tidak meyakinkan. Pemilu berikutnya akan menjadi pemilu yang kelima bagi Israel dalam tiga tahun.
Editor: Berli Zulkanedi