Pedagang Terkejut Lihat Siti Atikoh Tiba di Pasar 26 Ilir Palembang

PALEMBANG, iNews.id - Istri Calon Presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti blusukan ke Pasar 26 Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/1/2024). Para pedagang terkejut melihat Siti Atikoh saat tiba di Pasar 26 Ilir yang berlokasi di Jalan KH Ahmad Dahlan, Bukit Kecil, Sumatera Selatan sekitar pukul 08.04 WIB tersebut
Dalam blusukannya, Siti Atikoh didampingi oleh Istri Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumsel Giri Kiemas, Ayu dan anggota DPRD Sumsel Rita Suryani.
Atikoh juga sempat menuju warung Mie Celor 26 Ilir untuk sarapan terlebih dahulu. Di sana, Atikoh juga disambut sejumlah relawan dan simpatisan pendukung Ganjar-Mahfud.
Usai menyantap sarapan, Atikoh beserta rombongan kader PDIP lainnya berjalan menyusuri Pasar 26 Ilir. Para warga pun berkerumun melihat kedatangan Atikoh.
Atikoh mulai mendatangi satu persatu pedagang Pasar 26 Ilir dan berdialog dengan pedagang yang dia datangi, mulai dari pedagang sembako, pedagang cabai, bawang putih, bawang merah, sayur mayur hingga pedagang tahu dan tempe.
Atikoh menyampaikan ada sejumlah kenaikan harga bahan pokok. Terutama bahan pembuatan pempek yang dikenal sebagai makanan khas Palembang.
"Di sini tadi sayur-sayuran ternyata naik juga. Terutama bahan untuk pembuatan pempek, seperti timun, itu kan hampir setiap hari mereka pakai, terus sagu, ikan," katanya.
Pada kesempatan itu, Atikoh juga menerima aspirasi dan keluhan para pedagang.Banyak pedagang yang menyampaikan soal harga kebutuhan pokok yang tidak stabil.
"Tadi sembari saya itu memantau harga ada beberapa yang menyampaikan aspirasi seperti itu, tapi ada juga pedagang ya sama sih seperti di tempat lain, ingin adanya kestabilan harga, sehingga mereka akan lebih mudah menerapkan harga-harga jual mereka juga," ucapnya.
Sementara, terkait pangan, kata dia Ganjar-Mahfud bakal berfokus pada manajemen pangan yang baik. Terutama, lanjut dia memastikan rantai pasokan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga harga-harga pangan di pasaran akan lebih stabil.
"Misalnya ketika panen raya, itu harapannya ada gudang. Sekarang sudah ada bulog-bulog tapi kan tidak menyerap seluruh kebutuhan, lebih difokuskan kepada beras, tapi itu juga efek dominonya kepada yang lain juga panjang," katanya.
Editor: Kurnia Illahi