Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman Viral, Mantan Dandim Palembang yang Ancam Bubarkan FPI

PALEMBANG, iNews.id – Nama Mayjen TNI Dudung Abdurachman mendadak viral setelah mengeluarkan ancaman membubarkan Front Pembela Islam (FPI). Pangdam Jaya ini memuncaki trending topic Twitter Jumat (20/11/2020) siang dan ramai dibicarakan dengan hashtag #Pangdam Jaya.
Bagi masyararakat Sumatera Selatan, terutama di lingkungan Kodam II Sriwijaya, nama Dudung Abdurachman tidak asing. Karena perwira tinggi TNI AD ini tercatat tiga kali menduduki jabatan penting di Sumatera Selatan, yakni Dandim Musi Rawas, Dandim 044 Palembang dan Danrindam II Sriwijaya.
Lalu siapa sebenarnya Dudung Abdurachman dan bagaimana sepak terjangnya selama ini? Dikutip dari berbagai sumber terverifikasi, Dudung lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 November 1965. Perwira tinggi TNI AD yang menyandang gelar akademik sarjana ekonomi (SE) dan magister manajemen (MM) itu mengemban amanat sebagai Pangdam Jaya sejak 27 Juli 2020.
Dudung adalah lulusan Akademi Milier (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri. Jabatan terakhir jenderal bintang dua itu adalah gubernur Akmil. Dia terlahir dari pasangan Nasuha dan Nasyati. Dia menyelesaikan pendidikan dari SD sampai SMA di Kota Bandung (1972-1985).
Setelah lulus SMA pada 1985, Dudung mendaftar Akabri Darat. Dia melaksanakan pendidikan Akmil sampai 1988 dengan menyandang pangkat letnan dua (letda). Pada 1981, ketika masuk kelas 2 SMP, cobaan menghampiri keluarganya karena sang ayah yang bekerja sebagai PNS di lingkungan Bekangdam III/Siliwangi, meninggal dunia.
Dudung kecil sudah membulatkan tekad ingin menjadi tentara. Profesi itu selalu memanggilnya karena dia hidup dan tinggal di barak. Profesi itu didambakan sebagai upaya meringankan beban ibunya untuk membiayai pendidikan delapan saudara kandungnya.
Berbagai pekerjaan pernah dilakukannya untuk membantu sang ibunda. Selain berjualan koran, dia juga menjual kue tampah di perempatan Jalan Belitung di sekitar Kodam III/Siliwangi. Menjadi loper koran dia lakukan ketika duduk di bangku SMA Negeri 9 Bandung. Pekerjaan itu dilakukan Dudung sebelum berangkat sekolah.
Di usia belia, dia sadar hidup itu juga berisi kerja keras, tekad, dan upaya yang tanggap untuk mengejar mimpi. Apa yang tampak sebagai keberhasilan saat ini, menurut dia, sebetulnya hasil jatuh bangun yang lama dan dalam, yang orang lain tak pernah melihatnya.
Kepedihan hidupnya di masa kecil dan kepatuhan serta cintanya kepada kedua orang tua, justru menjadi pendorong semangatnya sampai ke titik tertinggi. Dalam daftar riwayat pendidikannya, Dudung menempuh pendidikan di Akmil pada 1988. Di tahun yang sama, dia juga menjalani pendidikan Sesarcabif. Dia juga pernah digembleng di Diklapa-I, Diklapa-II, Seskoad, dan Lemhannas.
Sementara perjalanan kariernya, Dudung pernah menjabat sebagai Dandim 0406/Musi Rawas, Dandim 0418/Palembang, Aspers Kasdam VII/Wirabuana (2010-2011), Danrindam II/Sriwijaya (2011), dan Dandenma Mabes TNI. Tak hanya itu, dia juga pernah menjabat Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), Gubernur Akmil (2018-2020), dan Pangdam Jaya sejak 2020 hingga sekarang. Namanya menjadi trending topic Twitter setelah secara terang-terangan mengakui bahwa dirinya yang memerintahkan anak buahnya untuk mencopot baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, setelah sebelumnya viral video sejumlah orang berbaju loreng hijau mencopot baliho tersebut.
”Oke, ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya,” tegas Dudung, seusai apel kesiapan bencana dan pilkada serentak, di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.
Editor: Berli Zulkanedi