Ngeri, Pekerja Kebun di OKI Sumsel Ditembaki OTK Pakai Senjata Api

OGAN KOMERING ILIR, iNews.id - Pekerja kebun PT Sumber Wangi Alam (SWA) ditembaki sekelompok orang tidak dikenal (OTK) di Desa Sodong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatra Selatan (Sumsel), Minggu (26/5/2024) malam. Para pelaku diduga preman yang menembak menggunakan senjata api.
"Kami ditembaki saat melakukan penyiapan lahan untuk replanting," ujar Manager Perkebunan William Herland Manik kepada wartawan iNews melalui sambungan telepon, Senin (27/5/2024).
Karena peristiwa penembakan ini, William mengatakan pihaknya memilih untuk mundur untuk sementara dengan risiko kerugian besar sebab pekerjaan mereka terbengkalai.
"Dari rentetan suaranya kami yakin itu pasti letusan senjata laras panjang. Senjata besar tentu berbahaya. Para pekerja kita sudah kami amankan supaya tidak ada korban," katanya.
William pun menyesalkan aksi intimidasi yang mereka alami ini karena membuat sejumlah karyawan ketakutan. Dia berharap polisi lebih serius turun dan menangkap para pelaku teror tersebut.
Tak hanya itu, dia berharap polisi mengusut kepemilikan senjata laras panjang dan peluru dari para preman yang menyerang mereka.
"Harus ditindak cara-cara jahat seperti itu. Ini jelas perbuatan melawan hukum. Siapa mereka kok bisa melakukan teror kepada pekerja kebun. Bagaimana mungkin investor merasa aman jika tak ada jaminan kepastian hukum. Saya sangat heran kenapa bisa masyarakat sipil memiliki senjata laras panjang," ucapnya.
Sebelumnya viral video sejumlah preman menenteng senjata tajam melakukan pengancaman kepada pekerja perkebunan di Desa Sodong. Para pekerja perkebunan ini diberondong dengan peluru.
Dalam video tersebut para preman yang merekam dirinya menyebarkan ancaman agar pekerja perkebunan pergi dari desa tersebut bila tidak mau menjadi korban.
Manager Perkebunan William Herland Manik menceritakan, kronologi penembakan berawal saat mereka melakukan replanting di area Hak Guna Usaha (HGU) daerah Desa Sungai Sodong.
"Pukul 21:00 kami mulai melakukan aktivitas replanting. Hingga satu jam lebih, masih lancar. Kemudian 22:30 ada mobil double cabin yang lewat dengan mematikan lampunya. Tak lama kemudian mobil tadi kembali bersama lima mobil lainnya," ujarnya.
Karena merasa melakukan replanting ini merupakan kewajiban perusahaan yang diamanahkan negara kepada PT SWA, William dan tim terus menebang pohon sawit yang sudah tidak produktif tersebut.
"Pas mereka sampai, turun dari mobil langsung menembaki kami. Dari suaranya sepertinya senjata mereka semua laras panjang. Suaranya benar-benar kencang semua, diberondong peluru laras panjang kami," ujar Wiliam.
"Mobil itu datang dari arah Desa Sodong. Mobilnya ada yang Fortuner. Macam-macam mobilnya, double kabin semua. Satu mobil sekira 6 orang isinya," katanya.
Setelah penembakan, mereka lari dan menyelamatkan alat berat yang dipakai untuk bekerja.
"Kita sudah mundur ke perumahan karyawan. Kita siaga, karena kami masih takut mereka akan datang menyerang. Sejauh ini belum ada korban. Hanya tiga orang tim kami masih kita cari, namun dari komunikasi HT, mereka masih aman," ujar William.
Dia menuturkan rasa kecewanya akibat aksi para preman tersebut. Sebab tidak adanya jaminan atau kepastian hukum untuk berinvestasi di Sumsel.
"Beginilah brutalnya kalau berinvestasi di Sumsel, kita bicara apa adanya ini, diteror pakai senjata laras panjang. Ini fakta nyata masih jauh dari rasa aman," katanya.
Hingga artikel ini dinaikkan, iNews masih berusaha mendapat konfirmasi dan tanggapan dari pihak polisi terkait penembakan kepada pekerja kebun PT SWA ini.
Editor: Donald Karouw