Kampung Kapitan Palembang, Tanda Masuknya Orang China yang Butuh Perbaikan
PALEMBANG, iNews.id - Kampung Kapitan Palembang di Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I Palembang merupakan penanda masuknya orang China ke Palembang. Kampung Kapitan kini menjadi cagar budaya dan objek wisata sejarah tidak jauh dari Jembatan Ampera.
Dalam sejarahnya, Kampung Kapitan menjadi salah satu wilayah strategis dalam perkembangan ekonomi pada masa kolinial Belanda. Pada masa itu, Belanda mengangkat seseorang dengan sebutan Kapitan yang bertugas untuk memimpin masyarakat dengan latar belakang China sekaligus penasihat dalam penarikan pajak.
Sebagai pemimpin, Kapitan menempati bangunan yang disebut Rumah Kapitan yang bentuknya paling berbeda dan mencolok dibandingkan rumah lainnya. Rumah Kapitan tersebut telah berusia ratusan tahun dan masih berdiri hingga saat ini.
Berdasarkan hasil pemetaan dan penggambaran Rumah Kapitan Cina tahun 2016 oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi (BPCBJ), terdapat delapan bangunan rumah bersejarah di Kampung Kapitan.
Bangunan di Kampung Kapitan terutama Rumah Kapitan terlihat mencolok atau berbeda karena mengadopsi tiga budaya arsitektur, yakni China, Palembang dan Eropa yakni Belanda. Namun kondisinya saat ini membutuhkan pemeliharaan karena dimakan usia.
Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda membenarkan kondisi bangunan Kampung Kapitan membutuhkan bantuan terkait dengan pemeliharaan. Terdapat beberapa kerusakaan yang membutuhkan perbaikan segera seperti pada atap dan lantai.
"Pemilik lahan destinasi wisata Kampung Kapitan ini mengharapkan pemerintah dapat membantu pemeliharaan Kampung Kapitan ini, karena ada kerusakan di beberapa bagian, seperti atap dan lantainya, mengingat usia bangunan tersebut 400 tahun," ujarnya saat mengunjungi Kampung Kapitan dikutip dari Antara, Rabu (2/3/2023).
Fitrianti menyarankan pemilik rumah di Kampung Kapitan mengajukan permohonan bantuan kepada Pemkot Palembang agar salah satu cagar budaya di Kota Palembang ini terpelihara. Sedangka untuk perbaikan secara keseluruhan, Fitri menyarankan pengelola menyerahkan kepemilikan kepada Pemkot Palembang.
"Saya sudah mengarahkan kepada pihak pewaris agar menyerahkan kepemilikan Kampung Kapitan ke Pemkot Palembang sebab biaya untuk melakukan perbaikan itu cukup besar, apabila Kampung Kapitan itu sudah menjadi aset Pemkot Palembang maka perbaikannya menggunakan anggaran APBD," katanya.
Editor: Berli Zulkanedi