Herman Deru Optimistis Sumsel Segera Jadi Jawara Penghasil Pangan di Indonesia
OKU SELATAN, iNews.id – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru (HD) panen raya padi sawah varietas mikongga bersama para petani di Desa Surabaya Kecamatan Banding Agung, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Selasa (12/10/20). Melihat hasil panen di kabupaten itu, HD optimistis Sumsel segera menjadi jawara penghasil pangan tingkat nasional.
Menurut HD yang didampingi Pjs Bupati OKU Selatan Nora Elisya, dia sempat kaget mengetahui produksi gabah kering panen (GKP) di OKU Selatan yang mencapai 9 ton per hektare (ha). Jika produksi itu merata di Sumsel, dia meyakini Sumsel segera menjadi juara satu penghasil pangan, khususnya beras di Indonesia.
“Karena pada angka rata-rata 6,5 ton per hektare saja bisa menjadikan Sumsel peringkat 5 penghasil pangan terbesar tingkat nasional. Apalagi kalau 9 ton itu bisa merata di Sumsel. Pasti kita bisa juara 1 se-Indonesia,” ujarnya.
Namun, kata HD, lahan subur dan alat modern tidak akan maksimal jika petani tidak semangat membajak sawah. Karena itu, dia selalu berupaya menyemangati petani dengan turun langsung ikut panen bersama petani di daerah-daerah.
Dia mencontohkan Singapura yang salah satu jagoan ekonomi di Asia dan terkena dampak Covid. Akibatnya, perekonomian mereka terkontraksi. Sementara Sumsel, meski terjadi kontraksi yang tidak besar, tetap menjadi yang tertinggi di Sumatera. Ia meyakini pertanian dan UMKM yang kuat berkontribusi menjaga perekonomian dari hantaman pandemi Covid-19.
“Petani kita masih semangat. Meski pandemi, mereka masih tetap beraktivitas. Makanya saya apresiasi sekali. Prestasi kita sebagai 5 besar penghasil pangan ini sudah sepantasnya kita persembahkan pada mereka para petani,” katanya.
Menurut HD, agar semangat petani terjaga dan produktivitas pangan ikut terdongkrak, kepala daerah harus ikut aktif membimbing petani secara terus-menerus. Pemprov pun tak tinggal diam karena tahun depan akan menyebar 1.000 tenaga pendamping pertanian ke daerah-daerah.
“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih ke petani OKU Selatan. Melihat pertanian yang luar biasa di sini, saya kembali ingin menegaskan bahwa ke depan ikon Sumsel bukan hanya perkebunan saja tapi juga pertanian,” katanya.
Soal data penyusutan luas tanam, kata HD, dari sekitar 17.000 menjadi 7.000 sebenarnya bukan penyusutan. melainkan data adminitrasi pendaftaran tanah belum maksimal. Untuk memastikan luas tanam itu, dia mengimbau Dinas Pertanian dan BPN OKU Selatan memvalidasi luas lahan itu.
“Mari kita perbaiki ini, karena kita sudang tidak sabar jadi juara satu nasional penghasil pangan,” ujar HD.

Gubernur HD juga ikut serta menebarkan 200.000 benih ikan nila yang merupakan bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi serta Dinas Perikanan dan Peternakan OKU Selatam.
“Danau ranau ini tanpa ditebar sebenarnya ikannya sudah banyak. Tapi ini kan restocking. Kalau diambil terus tanpa pembaharuan, ini akan habis. Padahal ini titipan untuk anak cucu kita,” katanya.
Dalam kesempatan itu, dia juga ikut menyerahkan bantuan kepada para petani dan nelayan. Bantuan tersebut meliputi paket bantuan lengkap PATB lahan kering dari kementerian. Bantuan benih padi 1 ton dari BPTP Sumsel serta power thresher dari Dinas Pertanian dan Hortikultura Sumsel.
Sementara itu Pjs Bupati OKU Selatan, Nora Elisya menjelaskan, panen raya kali ini hanya sebagian kecil di pengujung musim panen pada periode tanam April-September 2020.
Saat ini, luas lahan pertanian di OKU Selatan 16.905 ha yang terdiri atas sebagian besar sawah dengan irigasi desa dan tadah hujan. Produksi gabah kering panen di OKU Selatan tercatat sebanyak 190.315 ton. Produksi ini sudah bisa mencukupi kebutuhan pangan daerah ini.
“Bahkan kami juga bangga karena selama lima tahun bersama mendampingi OKU Timur mulai 2008, mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten yang berhasil meningkatkan produksi di atas 5 persen,” ujar Nora.
Selain pertanian, OKU Selatan memiliki potensi perikanan dan destinasi danau indah yang mulai menggeliat. Begitupun potensi perairan dengan ikan hasil tangkapan yang besar.
Editor: Maria Christina