Dikunjungi Menhan AS, Ini Daftar Permintaan Presiden Ukraina
KIEV, iNews.id - Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken dan Menhan Lloyd Austin berkunjung ke Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pada pertemuan pada Minggu (24/4/2022) malam tersebut Zelensky meminta bantuan persenjataan berat.
Belum ada informasi rinci mengenai pertemuan para pejabat AS dengan Volodymyr Zelensky tersebut. Informasi yang ada masih sangat minim.
Meski demikian Zelensky diperkirakan meminta bantuan persenjataan lebih kuat ke AS untuk melawan pasukan Rusia yang menggempur wilayah timur. Perang fase baru yang disebut Zelensky sebagai Pertempuran Donbass.
Sejauh ini AS belum mengonfirmasi kunjungan Blinken dan Austin ke Kiev karena sensitif dan alasan keamanan. Namun penasihat Zelensky, Oleksiy Arestovych, mengatakan kepada stasiun televisi bahwa Blinken dan Austin telah tiba di Kiev.
Ajudan Zelensky, Igor Zhovkva, mengatakan para pejabat Ukraina sudah menyusun daftar persenjataan buatan AS yang sangat dibutuhkan, termasuk sistem anti-rudal, anti-pesawat, serta kendaraan lapis baja termasuk tank.
AS dan sekutunya di NATO menyampaikan kesiapan untuk memasok persenjataan berat dan senjata canggih. Inggris berjanji mengirim kendaraan militer dan mempertimbangkan untuk memasok tank ke Polandia sebagai pengganti T-72 yang sudah dikirim ke Ukraina.
Sementara itu Blinken sebelumnya memuji umat Kristiani di Ukraina yang merayakan Paskah di bawah serangan Rusia.
"Kami terinspirasi oleh kekuatan umat Kristen Ortodoks Ukraina dalam menghadapi agresi brutal Presiden Putin," kata Blinken, di Twitter.
Zelensky dalam cuitan berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden atas kepemimpinannya dalam mendukung Ukraina.
Kehidupan Kiev berangsur normal setelah pasukan Rusia menarik diri dari sekitar ibu kota untuk fokus merebut wilayah-wilayah di timur Ukraina. Kedubes beberapa negara juga kembali dibuka.
Pasukan Rusia pada Minggu kembali menyerbu pabrik baja Azovstal, benteng pertahanan terakhir Ukraina di Mariupol. Lebih dari 1.000 warga sipil berlindung di sana.
Ukraina mengusulkan negosiasi khusus dengan Rusia untuk membahas nasib warga sipil dan pasukan Ukraina yang terjebak di kota itu, namun Rusia belum menanggapi. Rusia sebenarnya sudah memberi kesempatan kepada pasukan Ukraina untuk meletakkan senjata dan mereka akan dibiarkan pergi, namun tawaran itu tak diambil.
Editor: Berli Zulkanedi