Diduga Dendam, Keponakan Bunuh Paman di Muara Enim dengan Pisau
MUARA ENIM, iNews.id – Seorang keponakan tega membunuh pamannya di Desa Segamit, Kecamatan Semendo Darat Ulu, Kabupaten Muara Enim, Jumat (13/8/2021) subuh.
Pelaku bernama Juaraidi itu diduga sudah menaruh dendam hingga kehilangan akal sehatnya dengan menghabisi nyawa sang paman menggunakan senjata tajam. Aksi pelaku itu sontak menggegerkan warga yang sebagian besar masih terlelap.
Kasatreskrim Polres Muara Enim, AKP Widhi Andika Darma mengatakan, kejadian berawal ketika pelaku mendengar rebut-ribut di sekitar rumahnya pukul 04.30 WIB. Pelaku kemudian mendatangi lokasi keributan untuk memastikan apa yang sedang terjadi.
“Sampai di lokasi, korban bernama Kabir merasa terganggu dengan senter kepala milik pelaku dan langsung memarahi pelaku. Melihat korban marah, pelaku langsung mencoba meninggalkan lokasi,” katanya, Jumat (13/8/2021).
Namun, korban mengejar pelaku memggunakan besi sepanjang dua meter. Khawatir akan dilukai, pelaku mencoba melawan dengan melemparkan batu ke muka korban hingga membuatnya terjatuh.
“Saat korban terjatuh, pelaku langsung menusukan pisau yang sudah dibawanya dari rumah ke arah korban dengan membabi buta yang mengakibatkan korban meninggal di tempat,” kata kasatreskrim.
Dia mengatakan, pelaku ditangkap anggota Polsek Semendo setelah menerima laporan kejadian pembunuhan.
‘Pelaku bersembunyi di kebun yang berjarak tiga jam dari rumah pelaku,” katanya.
Selain menangkap pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti senjata tajam dan baju milik pelaku. Akibat perbuatannya, pelaku dikenakan Pasal 338 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Kepada petugas, pelaku mengaku nekat membunuh pamannya selain membela diri, juga sudah lama dendam dengan korban yang kerap mengancam keluarga dan dirinya.
Pelaku juga mengaku pernah dianiaya oleh korban menggunakan senjata tajam namun sudah didamaikan secara kekeluargaan.
Diperoleh infromasi, korban pelaku mengelola secara swadaya objek wisata Danau Deduhuk yang berada tidak jauh dari rumah mereka. Namun, korban kerap tidak senang melihat pelaku yang lebih banyak mendapatkan pelanggan parkir dibandingkan dirinya, sehingga hal itu memancing amarah korban.
Editor: Kastolani Marzuki