Cerita Abri, Pemuda Asal PALI yang Sukses Dirikan Kampung Inggris
PALI, iNews.id – Di tengah pandemi Covid-19 yang menghentikan sejumlah aktivitas terutama sekolah, di pedalaman Sumsel tepatnya di Desa Tempirai, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten PALI berdiri kampung Inggris. Mulai dari anak TK, mahasiswa hingga PNS ada yang kursus bahasa Inggris di tempat ini.
Kampung Inggris ini terletak di Desa Tempirai, Kecamatan Penukal Utara, Kabupaten PALI. Meski dalam keadaan penuh keterbatasan, pemuda lulusan SAM ini menciptakan Kampung Inggris di desanya.
Pemuda kelahiran Tempirai, 5 November 1995 itu dengan penuh percaya diri mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari tanah rantauan ke desa kelahirannya. Di kampung Inggris ini, Abri mengajarkan bagaimana anak TK, mahasiswa hingga PNS belajar bahasa Inggris.
Selepas SMA, Abri sempat merantau ke Jawa Timur. Tepatnya di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Di sana, ia belajar bahasa Inggris di sebuah tempat pelatihan selama satu tahun. Abri juga sempat mengajar kursus di sana pada 2015 hingga 2020.
“Pada pertengahan 2020, pulang kampung dan membuka Kampung Inggris ini. Alhamdulillah, respon warga Tempirai sangat bagus. Dari anak-anak hingga dewasa sangat antusias untuk belajar Bahasa Inggris,” tuturnya, Selasa (3/11/2020).
Di Kampung Inggris, yang resmi dibuka sejak 1 Juni 2020 itu, telah tercatat 300 peserta yang intensif belajar percakapan menggunakan bahasa internasional itu. Abri, yang dibantu oleh seorang temannya, membagi waktu belajar beberapa sesi per harinya.
“Anak-anak pelajar TK atau PAUD belajar pada pagi hari. Sedangkan siswa SD siang, SMP dan SMA sore. Lalu pada malam hari, mahasiswa dan para pegawai. Ada juga pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang belajar,” katanya.
Materi yang Abri ajarkan adalah speaking atau berbicara. Ia pun langsung mengajak peserta belajar untuk langsung praktik berbicara, serta mengetahui kosakata yang biasa dipakai pada percakapan sehari-hari.
“Alhamdulillah, hasilnya sangat signifikan. Meski baru 3 bulan, peserta ada yang sudah hampir fasih berbicara menggunakan bahasa Inggris. Memang tujuan kita, kualitas kemampuan mereka dalam satu tahun belajar di Kampung Inggris, adalah setara mereka belajar di sekolah selama 12 tahun,” ujar Abri yakin.
Meski Kampung Inggris masih belajar di ruangan terbuka di halaman rumah Abri, atau sesekali numpang belajar di balai desa, namun peserta tetap belajar dengan semangat. Setiap peserta hanya dikenakan biaya operasional Rp30 ribu per dua pekan.
“Semuanya masih penuh keterbatasan. Tetapi kita berharap peserta belajar di Kampung Inggris ini tetap istiqomah, untuk belajar hingga selesai. Karena kita semua menyadari, bahwa betapa pentingnya memahami Bahasa Inggris saat ini, meski berprofesi di bidang apapun,” kata Abri.
Pada tanggal 5 November 2020 besok, Kampung Inggris genap berusia 100 hari. Abri pun berencana akan menggelar pentas seni berupa drama dan lainnya di Balai Desa Tempirai. Ia ingin menunjukkan kemampuan peserta didiknya pada masyarakat luas dalam berbicara menggunakan bahasa asing itu.
"Insya Allah, besok 5 November kita akan mengadakan pentas seni. Semoga hal ini bisa memupuk rasa percaya diri peserta belajar kita. Sekaligus menjadi kebanggaan bagi mereka, warga Tempirai, dan Kabupaten PALI serta Sumsel pada umumnya," kata dia.
Editor: Berli Zulkanedi