AS Wajibkan Penggunaan Masker di Wilayah Kasus Varian Delta
WASHINGTON, iNews.id - Amerika Serikat (AS) kembali mewajibkan warganya termasuk yang sudah disuntuk vaksin untuk menggunakan masker. Kebijakan ini berlaku pada daerah yang terjadi peningkatan kasus terutama varian Delta.
"Di daerah dengan penularan substansial dan tinggi, CDC merekomendasikan agar individu yang divaksinasi lengkap memakai masker di tempat umum dalam ruangan untuk membantu mencegah penyebaran Delta dan melindungi orang lain," ujar Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu (28/7/2021).
CDC mengatakan bahwa 63 persen negara bagian AS memiliki tingkat penularan tinggi yang mengharuskan warga untuk kembali menggunakan masker, untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
David Doudy, seorang ahli epidemiologi di Universitas Johns Hopkins, mengatakan pedoman CDC dimotivasi oleh perubahan pola infeksi. "Kami melihat ini dua kali lipat dalam jumlah kasus setiap 10 hari atau lebih," katanya.
Badan itu juga merekomendasikan semua siswa dan guru di taman kanak-kanak hingga sekolah kelas 12 memakai masker terlepas dari status vaksinasi. CDC mengatakan anak-anak harus kembali belajar penuh waktu di musim gugur dengan strategi pencegahan yang tepat.
Presiden Federasi Guru Amerika, Randi Weingarten memuji panduan masker CDC yang baru. Dia mengatakan, kebijakan itu diperlukan untuk menghadapi perubahan realitas penularan virus.
"Tindakan pencegahan yang diperlukan sampai anak-anak di bawah 12 tahun dapat menerima vaksin Covid-19 dan lebih banyak orang Amerika di atas 12 tahun mendapatkan vaksinasi," ucapnya.
Rekomendasi CDC yang baru tidak mengikat dan banyak orang Amerika, terutama di negara bagian yang condong ke Partai Republik, mungkin memilih untuk tidak mengikutinya.
Isaac Weisfuse, seorang ahli epidemiologi medis dan profesor di Cornell University Public Health, mengatakan resistensi mungkin terjadi di antara beberapa orang.
"Saya pikir kami akan mendapat pukulan balik karena saya pikir orang mungkin melihatnya sebagai kemunduran," katanya.
Editor: Berli Zulkanedi