6 Ciri Khas Suku Palembang, Nomor 3 Makanan Asli Daerah Sangat Terkenal

JAKARTA, iNews.id - Ciri khas suku Palembang yang berasal dari Sumatera Selatan menarik untuk diketahui. Suku ini merupakan salah satu himpunan dari etnis terdekat suku Komering.
Selain itu, Suku Melayu Palembang atau dikenal dengan Suku Palembang ini merupakan salah satu suku Melayu yang terletak di wilayah Kota Palembang dan di sekitar Sumatera Selatan.
Dikutip dari beberapa sumber, penduduk suku Palembang berjumlah 3.800.000 populasi yang hidup di Indonesia. Pada dasarnya suku Melayu ini telah melebur dan berasimilasi dengan budaya bangsa Arab, Tiongkok, India dan Jawa.
Alasannya, karena Palembang merupakan tempat pusat perdagangan antarbangsa, sehingga Palembang menghasilkan budaya dan bahasa yang unik. Selain itu, suku ini memiliki ciri khas yang unik, berikut ini penjelasannya.
Rumah adat dari suku Palembang memiliki beberapa bentuk, karakteristik dan simbolisme sendiri yang dicerminkan dalam bentuk khazanah arsitektural. Setiap rumah tradisional memiliki makna historis dan pengaruhnya tersendiri.
Contoh rumah adat dari suku Palembang merupakan Rumah Bari, Rumah Caro Godang, Rumah Rakit dan yang terakhir, yaitu rumah Limas.
Rumah Limas merupakan salah satu ciri khas dari suku Palembang, karena rumah ini memiliki atap bertingkat-tingkat dan memiliki jendela yang besar-besar
Atap bertingkat inilah yang disebut dengan "limas" yang biasanya dibuat dari daun nipah. Jendela-jendela besar tersebut berfungsi untuk memaksimalkan sirkulasi udara dalam rumah.
Bagi masyarakat suku Palembang, Rumah Limas seringkali hanya dimiliki oleh golongan bangsawan dan golongan lain yang memiliki status tinggi.
Pada 2010, Rumah Limas secara resmi disahkan sebagai salah satu warisan Budaya Takbenda asli Palembang maupun Sumatera Selatan dalam aspek arsitektural oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Pakaian adat suku Palembang khasnya merupakan sepasang baju kurung dengan kain songket. Baju kurung ini memiliki potongan yang longgar dan longgar sehingga membuat penggunanya merasa nyaman.
Sedangkan songket merupakan kain tenun dengan benang emas atau perak yang digunakan untuk melengkapi baju kurung
Selanjutnya, yaitu makanan khas suku Palembang yang terkenal pempek. Sejenis makanan dari ikan yang dicampur dengan tepung sagu dan rempah-rempah.
Makanan pempek biasanya disajikan dengan kuah cuka dan cabai rawit untuk memberikan rasa pedas dan asam.
Bahasa Melayu Palembang merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat suku Palembang dalam berkomunikasi sehari-hari. Bahasa ini memiliki karakteristik khas, seperti penggunaan kata "nang" yang berarti "di" dan "kito" yang berarti "kita".
Tari tradisional suku Palembang yang terkenal merupakan tari Tanggai. Tarian ini merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Palembang dan berkembang di seluruh Sumatera selatan.
Pada awal abad ke-5 Masehi, tanggai merupakan tari persembahan terhadap dewa Siwa dengan membawa sesajian yang berisi buah dan beraneka ragam bunga.
Selain itu juga terdapat tarian tradisional lainnya seperti tari Gending Sriwijaya, tari tenun songket.
Alat musik tradisional merupakan bagian dari seni budaya masyarakat Palembang. Alat musiknya khas suku Palembang antara lain gambus, genggong dan tenun.
Sejarah dari suku Palembang erat kaitannya dengan sejarah Palembang itu sendiri sebagai tempat asal dan wilayah utama bagi masyarakat Palembang. Palembang adalah salah satu kota yang telah ada sejak zaman kuno di Sumatera yang berperan penting utamanya dalam bidang perdagangan dalam kawasan Asia Tenggara.
Kemudian, pada awal abad ke-6, kemaharajaan bernama Sriwijaya lahir di Palembang yang mengindikasikan bahwa masyarakat Palembang merupakan masyarakat yang memiliki mutu peradaban yang tinggi.
Sekitar abad ke-9, Sumatera yang termasuk juga Palembang dipersatukan dibawah kekuasaan dinasti Syailendra yang tengah memerintah di Jawa dan berpusat di Palembang.
Lalu memasuki abad ke-14, Palembang tengah berada pada kekuasaan Kerajaan di Jawa yaitu Majapahit yang tercantum dalam Sumpah Palapa sebagai taklukan dari Majapahit.
Pada abad ke-17, Palembang menjadi pusat pemerintahan yang bernuansa Islam dengan pendirinya Susuhunan Abdurrahman, bangsawan Palembang pelarian dari Kesultanan Demak akibat adanya polemik politik setelah mangkatnya Sultan Trenggana.
Salah satu faktor utama masyarakat Palembang memiliki pengaruh unsur Jawa di dalamnya, terutama dalam hal linguistik, sistem kebangsawanan dan lain sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai ciri khas suku Palembang yang dikutip dari berbagai sumber.
Editor: Kurnia Illahi