OKU, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel mengimbau masyarakat di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ogan meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir bandang. BMKG mendeteksi awan cumulonimbus yang dapat memicu potensi hujan deras.
Kordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD OKU, Gunalfi mengatakan bahwa imbauan tersebut menyusul peringatan dini dari BMKG bahwa kembali terdeteksi awan cumulonimbus atau awan CB terpantau di langit Kabupaten OKU.
"Awan cumulonimbus atau awan CB adalah sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat dan terlibat dalam badai petir serta cuaca dingin lainnya," ujarnya, Senin (25/10/2021).
Awan CB ini berpotensi menimbulkan angin puting beliung dan jika disertai hujan deras dapat mengundang bencana banjir bandang sehingga masyarakat yang bermukim di sekitar DAS diimbau agar meningkatkan kewaspadaan.
Awan CB tersebut terpantau di satelit BMKG berada di langit sekitar kawasan Kecamatan Ulu Ogan dan Muara Jaya, Kabupaten OKU yang dekat dengan DAS sehingga rawan terjadi banjir bandang.
Untuk itu, ia meminta agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana alam supaya tidak menimbulkan korban jiwa.
"Bencana alam dapat terjadi kapan saja. Seperti beberapa hari lalu banjir bandang menerjang tiga desa di Kecamatan Muara Jaya, Kabupaten OKU meliputi Desa Lubuk Tupak, Muara Saeh dan Desa Lontar dengan ketinggian air mencapai 1-1,5 meter," katanya.
Beruntung, bencana alam yang disebabkan luapan Sungai Ogan akibat intensitas curah hujan tinggi yang terjadi pada Minggu (17/10/2021) tersebut tidak menelan korban jiwa.
Hanya saja, kata dia, akibat bencana alam tersebut ratusan rumah penduduk terendam banjir serta merusak sejumlah fasilitas umum seperti balai desa, masjid dan sekolah serta empat unit jembatan gantung di dua kecamatan lainnya hingga rusak berat.
"Kami juga terus memantau perkembangan satelit BMKG dan sudah membentuk posko penanggulangan bencana di daerah rawan banjir tersebut," ujarnya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait