LAHAT, iNews.id - Aktivis muda Lidia Cempaka diperiksa polisi usai videonya berdebat dengan Kapolres Lahat AKBP Ahmad Gusti Hartono viral di media sosial pada Desember lalu. Polisi meminta klarifikasi Lidia atas ucapan perempuan alat pemuas di hadapan Kapolres Lahat.
Dalam video yang beredar, aktivis berkacamata itu awalnya mendengarkan pembicaraan Kapolres Lahat. Saat itu, AKBP Ahmad Gusti mempersilakan pendemo berorasi.
"Kapan lagi ada kesempatan maharin Kapolres betul enggak, yang penting mbak-mbak puas," ucap AKBP Ahmad Gusti.
Namun, ucapan itu dibalas Lidia dengan melontarkan jika perempuan memang alat puas. Tetapi dia tidak mencari kepuasan ke Kapolres Lahat.
"Bukan bicara puas pak. Aku ini cewek alat pemuas, tapi aku juga enggak nyari kepuasan ke bapak," katanya Lidia.
Pentolah aktivis Gemapela ini pun diperiksa unit PPA Polres Lahat lebih kurang 2 jam. Lidia menjelaskan dalam pemeriksaan petugas hanya mengklarifikasi apa maksud melontarkan alat pemuas yang beredar luas dalam video itu.
"Ini diklarifikasi soal video viral oleh unit PPA, tadi sekitar 2 jam lebih. Ditanya soal maksud tujuan dalam video viral itu," katanya.
Menurut Lidia kata-kata yang dilontarkanya itu tergantung siapa yang memikirkanya . Namun, ucapan itu tak mengarah ke biologis.
"Lidia ngomong gitu karena pak kapolres bilang enggak apa-apa yang penting mbak-mbak puas. Alat pemuas itu bukan ke arah biologis," kata Lidia lagi.
Sebagai aktivis, Lidia dan teman-temannya kerap menggelar aksi demo. Isu-isu yang diangka merupakan korupsi dan lingkungan, demo terakhir yang digelar Lidia pada Desember lalu mengangkat isu dugaan penyelewengan dana desa di Desa Gunung Kerto.
Lidia sebelumnya dilaporkan masyarakat karena dianggap melecehkan kaum perempuan.
Editor : Nani Suherni
Artikel Terkait