PALEMBANG, iNews.id - Proses autopsi jenazah santri yang tewas diduga dianiaya senior di Pondok Pesantren Gontor berlangsung tertutup di TPU Seli Selayur Palembang. Tim pelaksana autopsi jenazah melibatkan satu dokter dari RS Bhayangkara Palembang dan satu dokter dari RSUP Mohammad Husein beserta empat asistennya.
Kasat Reskrim Polres Ponorogo Jatim, AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia mengatakan, proses autopsi tersebut dilakukan untuk menambah alat bukti terkait kasus dugaan penganiayaan yang dialami korban AM.
"Untuk proses autopsi jenazah sudah berlangsung sejak pukul 09.00 WIB tadi. Ini sifatnya tertutup, dan yang hadir di sini hanya penyidik dan tim forensik saja," ujar AKP Nikolas di TPU Sei Selayur Palembang, Kamis (8/9/2022).
Dijelaskan Kasatreskrim, tim pelaksana autopsi jenazah melibatkan dokter dari RS Bhayangkara Palembang dan RSUP Mohammad Husein bersama 4 orang asistennya. "Untuk hasil autopsi akan kami koordinasikan dengan pihak forensik karena itu dari ahli. Ini dilakukan karena bagian dari upaya pengumpulan alat bukti," katanya.
Sementara itu, Kuasa Hukum keluarga korban, Titis Rachmawati mengatakan, dalam rangka pengungkapan penganiayaan tersebut, pihaknya akan terus membantu sepenuhnya agar terungkap dan tidak berlarut.
"Dengan adanya autopsi ini makan akan ada kejelasan atas penganiayaan ini, sehingga polisi bisa menetapkan siapa pelaku penganiayaan hingga menyebabkan AM tewas," katanya.
Dari pantauan, terlihat di sekeliling lokasi kuburan jenazah AM ditutupi tirai kain berwarna hijau. "Kalau dari pihak keluarga korban yang ikut ke lokasi ada ayah korban saja," kata Titis.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait