Sejumlah orang yang ditangkap terkait terbunuhnya Presiden Haiti. (Foto: Ist)

PORT-AU-PRINCE, iNews.id - Sejumlah tentara bayaran asing telah ditangkap dalam kasus pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise. Namun terkait di tengah banyak spekulasi, seorang mantan senator setempat menyebutkan presiden dibunuh oleh agen keamanannya sendiri. 

Presiden Moise ditembak mati oleh sekelompok tentara bayaran asing di kediamannya pada Rabu pagi lalu. Korban diterjang 12 peluru kaliber tinggi, di mana bola mata kirinya pecah.

Polisi mengatakan sebanyak 28 orang, terdiri atas warga Kolombia dan Amerika Serikat (AS) terlibat. Sebagian besar dari mereka adalah mantan tentara militer Kolombia. Tujuh tersangka ditembak mati oleh polisi dalam baku tembak setelah pembunuhan dan sebagian masih buron.

Dalang dan motif pembunuhan belum diungkap polisi meski serangan itu telah berlangsung beberapa hari. Spekulasi tentang dalang pembunuhan telah menambah kebingungan publik yang bertanya-tanya sekaligus marah tentang invasi tentara bayaran asing.

"Presiden Republik, Jovenel Moise, dibunuh oleh agen keamanannya," kata mantan senator Haiti Steven Benoit dalam wawancara dengan radio Magik9, hari Jumat.

"Bukan orang Kolombia yang membunuhnya. Mereka dikontrak oleh negara Haiti," katanya lagi.

Sementara itu, pemerintah Haiti telah meminta AS dan PBB untuk mengirim tentara untuk membantu mengamankan pelabuhan, bandara, dan situs strategis lainnya di negara itu. Pemerintah khawatir negara itu akan dilanda kerusuhan setelah pembunuhan brutal yang dialamiPresiden Moise.

Amerika Serikat telah mengatakan akan mengirim agen Biro Investigasi Federal (FBI) dan agen lainnya ke Port-au-Prince, dua hari setelah Moise dibunuh secara brutal di kediamannya. Pembunuhan itu membuka kekosongan kekuasaan di negara Karibia yang miskin tersebut.

"Setelah pembunuhan itu, kami pikir tentara bayaran dapat menghancurkan beberapa infrastruktur untuk menciptakan kekacauan di negara ini. Selama percakapan dengan Menteri Luar Negeri AS dan PBB, kami mengajukan permintaan ini," kata Menteri Pemilu Haiti Mathias Pierre kepada AFP yang dilansir Sabtu (10/7/2021).

Departemen Luar Negeri AS dan Pentagon mengonfirmasi telah menerima permintaan pengiriman pasukan tersebut. Menurut keduanya, para pejabat Washington tetap berhubungan dengan Port-au-Prince, tetapi tidak merinci apakah pasukan militer akan dikerahkan ke negara Karibia itu.

PBB belum bersedia menanggapi permintaan komentar. Washington telah mengisyaratkan kesediaannya untuk membantu penyelidikan Haiti atas pembunuhan Presiden Moise. Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pada hari Jumat bahwa FBI dan pejabat senior lainnya akan menuju ke Karibia sesegera mungkin.

Pierre mengonfirmasi bahwa permintaan tersebut telah dibuat ketika pertanyaan berputar pada hari Jumat tentang siapa yang mendalangi pembunuhan yang berani itu, di mana sebagian besar anggota regu pembunuh—warga Kolombia dan AS—ditembak mati atau ditangkap, dan tidak ada motif yang jelas yang dipublikasikan.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network