Presiden Afghanistas Ashraf Ghani kabur ketika Taliban memasuki dan menguasi ibu kota. (Foto: Ist)

KABUL, iNews.id - Presiden Afghanistas Ashraf Ghani kabur ketika Taliban memasuki dan menguasi ibu kota negara itu, Kabul. Ghani beralasan melarikan diri untuk menghindari pertumpahan darah, namun publik yang kebingungan kecewa dan marah. 

Taliban telah menang dan kini berusaha merebut kembali kekuasaan mereka 20 tahun lalu setelah digulingkan dalam invasi militer NATO pimpinan Amerika Serikat (AS).

Minggu malam, diumumkan bahwa Ghani telah meninggalkan negara itu dengan beberapa anggota kabinetnya. "Mantan Presiden Afghanistan telah meninggalkan Afghanistan," kata Ketua Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional, Abdullah Abdullah, yang tak sudi lagi mengakui Ghani sebagai presiden.

"Dia telah meninggalkan negara ini, dan [untuk itu] Tuhan akan meminta pertanggungjawabannya," ujarnya dalam sebuah video yang di-posting di halaman Facebook-nya.

Runtuhnya pemerintah Afghanistan yang didukung Barat di Kabul terjadi setelah serangan kilat Taliban yang dimulai pada 6 Agustus dan menyebabkan perebutan lebih dari dua lusin provinsi Afghanistan pada Minggu pagi.

Ghani telah kabur, tetapi 38 juta rakyat Afghanistan tetap di sana.

Beberapa provinsi terakhir yang jatuh berada di timur negara itu, dengan kota Jalalabad menjadi yang terakhir dari kota-kota besar negara itu yang direbut oleh Taliban setelah kesepakatan dicapai antara para tetua setempat, gubernur dan anggota kelompok bersenjata tersebut.

Seorang politisi dari provinsi timur, yang tidak ingin disebutkan namanya, menggambarkan kaburnya Ghani sebagai “aib”.

"Ghani berbohong kepada orang-orang selama ini dan menjaga orang-orang Afghanistan dalam kegelapan," katanya, seperti dikutip Al Jazeera, Senin (16/8/2021).

Politisi itu menunjuk pernyataan Ghani yang direkam sebelumnya pada hari Sabtu sebagai contoh berbohong kepada rakyat Afghanistan. Dalam pidato itu, Ghani, yang tampaknya sedang membaca dari teleprompter, berjanji "untuk berkonsentrasi guna mencegah perluasan ketidakstabilan, kekerasan dan pemindahan orang-orang saya".

Namun, dalam beberapa jam dari pidato itu dua kota terbesar di Afghanistan–Jalalabad dan Mazar-i-Sharif–jatuh ke tangan Taliban.

Referensi ke Ghani berbohong atau menyimpan rahasia telah menjadi lebih umum selama dua bulan terakhir, ketika distrik pertama, dan kemudian provinsi, mulai jatuh ke tangan Taliban.


Editor : Berli Zulkanedi

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network