PALEMBANG, iNews.id - Pola lantai Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola kombinasi antara garis lurus yang berkembang membentuk garis V. Pada pola ini, terdapat penari utama di bagian depan yang menjadi titik tengah dari pola lantai Tari Gending Sriwijaya..
Perlu diketahui, dikutip dari berbagai sumber, pola lantai adalah garis - garis yang akan dilewati penari, sehingga berfungsi untuk menentukan gerakan penari. Dengan demikian, pola lantai dan gerak penari saling mendukung untuk membuat gerakan tari semakin indah.
Pola lantai dalam tari terbagi dua yakni pola lantai garis lurus dan pola lantai garis lengkung. Pada pola lantai garis lurus terdapat dua bagian yakni pola lantai horizontal, penari berbaris lurus menghadap pengunjung atau tamu. Contoh yang paling mudah yakni Tari Saman dari Aceh.
Kemudian pola lantai vertikal yakni penari berbaris lurus dari depan panggung ke belakang, biasanya terdapat satu penari utama di bagian depan yang berhadapan langsung ke arah pengunjung, penonton atau tamu.
Sementara pola lantai Tari Gending Sriwijaya menggunakan pola lantai garis lurus vertikal kombinasi lengkung karena membentuk hurup V. Tari Gending Sriwijaya membutuhkan 13 orang yang terdiri atas sembilan penari perempuan dan tiga pria serta seorang pelantun Gending Sriwijaya, lagu pengiring Tari Gending Sriwijaya.
Sembilan perempuan menyimbolkan Batanghari Sembilan, yakni sembilan sungai besar yang melintasi wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan tiga pria memegang payung untuk memayungi penari utama di bagian depan yang membawa tepak berisi kapur sirih untuk diberikan dan dicicip tamu agung.
Gerakan Inti Tari Ganding Sriwijaya
Mengutip laman kemdikbud.go.id, berikut gerakan inti Tari Gending Sriwijaya :
1. Tutur sabda, penari menyilangkan tangannya dan diarahkan ke kanan kemudian ditarik ke depan.
2. Tabur bunga, tangan kiri berada di depan dada sementara tangan kanan bergerak menaburkan bunga.
3. Borobudur, tangan dikebarkan ke belakang diikuti dengan ukel ke depan kemudian saling tumpeng taling.
4. Tafakur, jari-jari penari membentuk lambang Tri Murti.
5. Siguntang mahameru, yakni tangan diarahkan ke samping kemudian digerakkan ke atas kepala dengan tangan kiri depan dada.
6. Ulur benang, yakni tangan menyilang dan diayunkan seperti mengulur benang.
Selanjutnya penari melakukan gerapan penutup yakni tolak bala, gerakan penolakan bala (bahaya atau musibah). Mendengar, di mana tangan kanan ngiting di atas telinga kanan sedangkan tangan kiri di depan dada. Terakhir sembah penutup, tangan menyilang dan melakukan gerakan ulur benang. Kemudian tangan kanan bergerak kebar, ukel dan diikuti oleh gerakan sembah.
Fungsi Tari Gending Sriwijaya
Menurut sejarah, Tari Gending Sriwijaya diciptakan untuk menyambut tamu agung pada zaman kerajaan. Karena itu, pada masa itu, tari ini hanya dipentaskan pada saat tertentu di hadapan pada tamu agung atau petinggi kerajaan.
Namun kemudian, dalam perkembangannya, Tari Gending Sriwijaya menjadi sebuah kesenian dalam festival budaya, hiburan saat pesta pernikahan dan kegiatan instansi pemerintahan.
Demikian pola lantai Tari Gending Sriwijaya disertai penjelasan fungsi dan gerakan Tari Gending Sriwijaya.
Editor : Berli Zulkanedi
Artikel Terkait