Ilustrasi Pilkada serentak 2020 (Antara)

PALEMBANG, iNews.id - Dua kabupaten di Sumatera Selatan akan melawan kotak kosong pada Pilkada 2020. Kedua calon kepada daerah di dua wilayah itu pun diminta menganalisis tantangan melawan kotak kosong.

Akademisi dari Universitas Sriwijaya, Andries Lionardo mengingatkan, kotak kosong bisa saja memang. Hal tersebut pernah terjadi pada Pilkada Serentak 2018 di Makassar. Andries menegaskan, kemengann kotak kosong menjadi hal yang mungkin jika calon kepala daerah tidak memiliki visi dan misi yag memihak kepada warga.

"Jangan main-main, kalian bisa kalah kalau tidak punya visi dan misi sesuai kebijakan masyarakat," ucap Andries dalam acara Webinar Leader Talk iNews - Pengamanan Pilkada Sumsel 2020⁣, Kamis (5/11/2020).

Dia meningatkan, saat ini warga semakin pintar memiliki visi dan misi dari masing-masing calon kepala daerah. Sehingga tantangan terbesar dari melawan kotak kosong yakni dengan kebijakan yang dibuat.

"Kotak kosong akan memang kalau para calon tidak punya visi dan misi yang diinginkan masyarakat," katanya.

Ketua DPW Perindo Sumsel Febuar Rahman menilai, kemenangan kotak kosong bisa terjadi karena dua hal. Pertama kebijakan calon yang tidak memihak dan petahan yang sudah tidak mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

"Peristiwa calon tunggal di Makassar itu jadi pelajaran, kotak kosong itu bisa menang. Bisa saja visi dan misi tidak sampai ke msayakat," ucapnya.


Editor : Nani Suherni

BERITA POPULER
+
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network